Seberapa Penting Memiliki Asuransi di Masa Pagebluk

Rabu, 10 Februari 2021 - 22:26 WIB
Perencana keuangan Budi Raharjo mengatakan, yang harus dipahami dalam memilih asuransi adalah fungsi sebagai perlindungan. Foto/Dok
JAKARTA - Di masa pandemi ini, kepemilikan asuransi , terutama kesehatan dan jiwa, menjadi penting. Masyarakat diminta menghitung secara matang kemampuan dan kebutuhan sebelum membeli polis asuransi.

Umumnya, masyarakat Indonesia memiliki asuransi, minimal BPJS Kesehatan. Ada yang iuran mandiri dan dibayar perusahaan. Ada pula yang memiliki dua asuransi kesehatan: BPJS Kesehatan dan swasta-bisa dibayarkan perusahaan tempat bekerja atau bayar sendiri. Bagi masyarakat yang berwirausaha tentu harus mencari sendiri perusahaan dan produk asuransi yang diinginkan.






Perencana keuangan, Budi Raharjo mengatakan, yang harus dipahami dalam memilih asuransi adalah fungsi sebagai perlindungan. Setiap orang umumnya akan memprioritaskan asuransi jiwa dan kesehatan untuk keluarganya.

Kemudian, baru memikirkan untuk asuransi lainnya, seperti harta benda. Setiap produk asuransi ada yang murni dan unit link atau sekaligus investasi.

Budi menerangkan langkah pertama dalam menentukan asuransi itu menetapkan tujuannya. Misalnya, menjaga arus cash. Di masa pagebluk ini, masyarakat lebih condong membeli polis asuransi kesehatan dan jiwa.

Kedua jenis asuransi ini, menurutnya, untuk melindungi diri dan keluarga ketika terjadi risiko hingga paling berat, misalnya meninggal dunia. Dengan adanya asuransi jiwa, keluarga yang ditinggalkan akan mendapatkan santunan. Langkah kedua dalam memilih asuransi, yakni mengetahui nilai polis dan manfaatnya.

“Kalau kesehatan, kita ketahui biayanya besar, baik obat-obatan dan rawat inap. Kita tidak berharap itu terjadi. Akan tetapi, kalau itu terjadi, dananya kan sudah disiapkan. Dananya bisa diambil dari kocek sendiri atau transfer risiko ke perusahaan asuransi. Yang lebih wise itu kita mentransfer risiko pada perusahaan asuransi,” ujarnya saat dihubungi SINDONews, Selasa (9/2/2021).

Alasannya, pembayaran preminya kecil, tetapi perlindungan besar. Budi mengungkapkan ada salah kaprah pemikiran di masyarakat jika klaim asuransi tidak dipakai merasa rugi. Pemikiran seperti mengasumsikan asuransi sebagai investasi atau bisnis. Seharusnya menganggap asuransi sebagai perlindungan risiko, yang ketika terjadi, uangnya ada.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More