Program Kartu Prakerja Meningkatkan Kualitas Penduduk Usia Produktif
Minggu, 17 Mei 2020 - 22:24 WIB
JAKARTA - Upaya pemerintah membuat kebijakan untuk menekan angka pengangguran di masa pandemi Covid-19 melalui program Kartu Prakerja, mendapat apresiasi dari politisi milenial Dyah Roro Esti sejak diterapkan secara masif pada bulan April 2020 lalu. Menurutnya program ini bisa memberikan stimulus bagi angkatan kerja.
"Program ini dapat menstimulasi angkatan kerja yang kehilangan pekerjaan dan fresh-graduate yang siap bekerja untuk mendapat pelatihan dan pengembangan diri. Tentu ini sangat efektif untuk menekan angka pengangguran," kata anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Golkar kepada media beberapa waktu lalu.
Dyah Roro menjabarkan ancaman semakin tingginya tingkat pengangguran akibat pandemi Covid-19. Dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2020 ini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia per Februari 2020 sebesar 4,99% dari total jumlah angkatan kerja sebanyak 137,91 juta orang.
Kondisi ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan akibat pandemi Covid-19. Pada minggu ketiga bulan April, ujarnya, laporan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mencatat jumlah pengangguran telah mencapai lebih dari 10 juta orang. Atau sekitar 7,25% dari jumlah angkatan kerja. "Peningkatannya sebesar 2,26% atau sekitar 3,11 juta orang karena adanya Covid-19 ini," kata Dyah Roro.
Politisi muda Golkar ini menekankan pentingnya dukungan atas upaya-upaya pemerintah dalam melakukan percepatan realisasi Program Kartu Prakerja. "Pemerintah dituntut untuk bergerak cepat dalam mengantisipasi lonjakan angka pengangguran yang diakibatkan oleh PHK selama masa pandemi Covid-19 ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, melalui Program Kartu Pra Kerja, para penerima program akan mendapatkan pembekalan diri dan pelatihan vokasi. Yakni, berupa skilling, upskilling, dan reskilling guna mengembangkan kompetensi kerja masing-masing peserta. Skilling menargetkan para pengangguran yang termasuk dalam kelompok fresh graduate atau pencari kerja baru yang membutuhkan pembekalan skill.
Upskilling dan reskilling ditargetkan untuk para pengangguran korban PHK yang ingin meningkatkan skill yang telah dimiliki atau menambah skill baru. "Dengan adanya Kartu Prakerja, penduduk usia produktif diarahkan untuk lebih cepat siap menyongsong profesi yang akan digelutinya di masa depan. Besarnya jumlah usia produktif di Indonesia memang perlu dipersiapkan secara kualitas pula," kata Dyah Roro menutup.
"Program ini dapat menstimulasi angkatan kerja yang kehilangan pekerjaan dan fresh-graduate yang siap bekerja untuk mendapat pelatihan dan pengembangan diri. Tentu ini sangat efektif untuk menekan angka pengangguran," kata anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Golkar kepada media beberapa waktu lalu.
Dyah Roro menjabarkan ancaman semakin tingginya tingkat pengangguran akibat pandemi Covid-19. Dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2020 ini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia per Februari 2020 sebesar 4,99% dari total jumlah angkatan kerja sebanyak 137,91 juta orang.
Kondisi ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan akibat pandemi Covid-19. Pada minggu ketiga bulan April, ujarnya, laporan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mencatat jumlah pengangguran telah mencapai lebih dari 10 juta orang. Atau sekitar 7,25% dari jumlah angkatan kerja. "Peningkatannya sebesar 2,26% atau sekitar 3,11 juta orang karena adanya Covid-19 ini," kata Dyah Roro.
Politisi muda Golkar ini menekankan pentingnya dukungan atas upaya-upaya pemerintah dalam melakukan percepatan realisasi Program Kartu Prakerja. "Pemerintah dituntut untuk bergerak cepat dalam mengantisipasi lonjakan angka pengangguran yang diakibatkan oleh PHK selama masa pandemi Covid-19 ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, melalui Program Kartu Pra Kerja, para penerima program akan mendapatkan pembekalan diri dan pelatihan vokasi. Yakni, berupa skilling, upskilling, dan reskilling guna mengembangkan kompetensi kerja masing-masing peserta. Skilling menargetkan para pengangguran yang termasuk dalam kelompok fresh graduate atau pencari kerja baru yang membutuhkan pembekalan skill.
Upskilling dan reskilling ditargetkan untuk para pengangguran korban PHK yang ingin meningkatkan skill yang telah dimiliki atau menambah skill baru. "Dengan adanya Kartu Prakerja, penduduk usia produktif diarahkan untuk lebih cepat siap menyongsong profesi yang akan digelutinya di masa depan. Besarnya jumlah usia produktif di Indonesia memang perlu dipersiapkan secara kualitas pula," kata Dyah Roro menutup.
(akr)
tulis komentar anda