China Salip AS Soal Urusan Dagang dengan Uni Eropa
Kamis, 18 Februari 2021 - 05:51 WIB
LONDON - China saat ini menjadi mitra dagang terbesar Uni Eropa, menyalip Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020. China berhasil menembus pasar lebih luas, ketika perdagangan Eropa dengan sebagian besar mitra utama menyusut akibat pandemi Covid-19.
Dilansir BBC, perdagangan antara China dan Uni Eropa bernilai USD709 miliar tahun lalu, dibandingkan dengan impor dan ekspor senilai USD671 miliar dari AS. Meskipun ekonomi China pada kuartal pertama terpuruk karena pandemi, namun pemulihan ekonomi terlihat sejak akhir tahun kemarin hingga memicu permintaan dari Uni Eropa.
China adalah satu-satunya ekonomi global utama yang tetap tumbuh pada tahun 2020, seiring permintaan akan mobil-mobil Eropa dan barang-barang mewah. Sementara itu, ekspor Chiba ke Eropa diuntungkan oleh permintaan peralatan medis dan elektronik yang kuat.
"Pada tahun 2020, China adalah mitra utama bagi Uni Eropa. Hasil ini disebabkan oleh peningkatan impor (+5,6%) dan ekspor (+2,2%)," menurut Eurostat, kantor statistik Uni Eropa.
Angka tersebut mirip dengan data resmi China yang diterbitkan pada Januari, yang menunjukkan perdagangan dengan Uni Eropa tumbuh sebesar 5,3% menjadi USD696,4 miliar pada tahun 2020. Defisit perdagangan Uni Eropa dengan China juga tumbuh dari USD199bn menjadi USD219bn menurut angka Eurostat, yang dirilis pada hari Senin.
Perdagangan dengan AS dan Inggris Melandai
Meskipun AS dan Inggris tetap menjadi pasar ekspor terbesar Uni Eropa, statistik menunjukkan perdagangan dengan kedua negara turun secara signifikan. "Perdagangan dengan Amerika Serikat mencatat penurunan signifikan baik impor (-13,2%) dan ekspor (-8,2%)," kata badan data tersebut.
Perdagangan transatlantik telah dilanda serangkaian perselisihan tit-for-tat yang telah menghasilkan tarif pada baja dan produk seperti Cognac Prancis atau sepeda motor Harley-Davidson Amerika. Pada tahun 2020, AS memiliki volume perdagangan USD671 miliar dengan UE, turun dari USD746 miliar di tahun sebelumnya.
Dilansir BBC, perdagangan antara China dan Uni Eropa bernilai USD709 miliar tahun lalu, dibandingkan dengan impor dan ekspor senilai USD671 miliar dari AS. Meskipun ekonomi China pada kuartal pertama terpuruk karena pandemi, namun pemulihan ekonomi terlihat sejak akhir tahun kemarin hingga memicu permintaan dari Uni Eropa.
China adalah satu-satunya ekonomi global utama yang tetap tumbuh pada tahun 2020, seiring permintaan akan mobil-mobil Eropa dan barang-barang mewah. Sementara itu, ekspor Chiba ke Eropa diuntungkan oleh permintaan peralatan medis dan elektronik yang kuat.
"Pada tahun 2020, China adalah mitra utama bagi Uni Eropa. Hasil ini disebabkan oleh peningkatan impor (+5,6%) dan ekspor (+2,2%)," menurut Eurostat, kantor statistik Uni Eropa.
Angka tersebut mirip dengan data resmi China yang diterbitkan pada Januari, yang menunjukkan perdagangan dengan Uni Eropa tumbuh sebesar 5,3% menjadi USD696,4 miliar pada tahun 2020. Defisit perdagangan Uni Eropa dengan China juga tumbuh dari USD199bn menjadi USD219bn menurut angka Eurostat, yang dirilis pada hari Senin.
Perdagangan dengan AS dan Inggris Melandai
Meskipun AS dan Inggris tetap menjadi pasar ekspor terbesar Uni Eropa, statistik menunjukkan perdagangan dengan kedua negara turun secara signifikan. "Perdagangan dengan Amerika Serikat mencatat penurunan signifikan baik impor (-13,2%) dan ekspor (-8,2%)," kata badan data tersebut.
Perdagangan transatlantik telah dilanda serangkaian perselisihan tit-for-tat yang telah menghasilkan tarif pada baja dan produk seperti Cognac Prancis atau sepeda motor Harley-Davidson Amerika. Pada tahun 2020, AS memiliki volume perdagangan USD671 miliar dengan UE, turun dari USD746 miliar di tahun sebelumnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda