Lepas Ekspor Produk Olahan Unggas ke Qatar, Mentan Genjot Gratieks
Kamis, 25 Februari 2021 - 14:41 WIB
Ke depan, SYL berharap Charoen Pokphand Indonesia bisa terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor. Selain itu, diharapkan hal ini juga dapat memotivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan lainnya.
SYL menerangkan, dalam masa pandemi covid-19 ini, seluruh dunia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk urusan pangan, dunia tidak dapat menunda pemenuhannya.
Oleh karena itu, kebutuhan ini perlu ditangkap sebagai peluang untuk Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia. Presiden juga, kata Mentan SYL, telah menyampaikan bahwa kunci dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu dengan meningkatkan ekspor dan investasi.
Kementan melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks), berkomitmen untuk mendorong peluang ekspor lebih besar bagi para pelaku usaha peternakan dan kesehatan hewan. Baik skala besar, menengah bahkan mikro, serta para peternak yang siap ekspor untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Saya harap dengan adanya ekspor-ekspor ini menjadi pemantik buat pelaku usaha lainnya untuk ikut menyukseskan Gratieks," tambah SYL.
Berbagai komoditas peternakan Indonesia saat ini diketahui telah mampu menembus pasar dunia. Misalnya, daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan periode bulan Januari-Desember tahun 2020 tercatat mencapai 325.442 ton dengan nilai USD964,653 juta atau setara Rp13,5 triliun.
Catatan tersebut menunjukkan bahwa volume ekspor meningkat sebesar 14,45% dan nilai ekspor meningkat sebesar 38,89%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 (YoY), dimana volume mencapai 284.349 ton dengan nilai setara Rp10,4 triliun. "Dengan adanya program Gratieks kami targetkan pertumbuhan nilai ekspor peternakan tiga kali lipat pada tahun 2024," tutur SYL.
SYL menerangkan, dalam masa pandemi covid-19 ini, seluruh dunia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk urusan pangan, dunia tidak dapat menunda pemenuhannya.
Oleh karena itu, kebutuhan ini perlu ditangkap sebagai peluang untuk Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia. Presiden juga, kata Mentan SYL, telah menyampaikan bahwa kunci dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu dengan meningkatkan ekspor dan investasi.
Kementan melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks), berkomitmen untuk mendorong peluang ekspor lebih besar bagi para pelaku usaha peternakan dan kesehatan hewan. Baik skala besar, menengah bahkan mikro, serta para peternak yang siap ekspor untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Saya harap dengan adanya ekspor-ekspor ini menjadi pemantik buat pelaku usaha lainnya untuk ikut menyukseskan Gratieks," tambah SYL.
Berbagai komoditas peternakan Indonesia saat ini diketahui telah mampu menembus pasar dunia. Misalnya, daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan periode bulan Januari-Desember tahun 2020 tercatat mencapai 325.442 ton dengan nilai USD964,653 juta atau setara Rp13,5 triliun.
Catatan tersebut menunjukkan bahwa volume ekspor meningkat sebesar 14,45% dan nilai ekspor meningkat sebesar 38,89%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 (YoY), dimana volume mencapai 284.349 ton dengan nilai setara Rp10,4 triliun. "Dengan adanya program Gratieks kami targetkan pertumbuhan nilai ekspor peternakan tiga kali lipat pada tahun 2024," tutur SYL.
(fai)
tulis komentar anda