Kepala BPPSDM Kementan Ajak Jaga Ketahanan Pangan dengan Percepatan Tanam
Senin, 18 Mei 2020 - 19:19 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengajak penyuluh, petani dan pihak terkait lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dalam pandemi Covid-19. Caranya dengan melakukan percepatan tanam secara terus menerus.
Ajakan tersebut disampaikan Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, dalam Ngobrol Asyik (Ngobras) melalui video conference, Senin (18/5/2020). Ngobras kali ini membahas mengenai Gerakan Ketahanan Pangan Nasional.
"Dalam masa pandemi Covid-19, hal yang paling utama adalah sehat. Petani, penyuluh, dan pihak-pihak lain harus sehat. Kalau petani sehat stok pangan aman. Berarti, kalau ingin stok pangan nasional aman, petani harus sehat," katanya.
Ia menjelaskan, Covid-19 sudah meluluhlantakkan seluruh sektor kehidupan. Namun, ada dua sektor yang masih menggeliat, bahkan pada tren meningkat, yaitu sektor kesehatan dan pertanian.
"Sektor pertanian memegang peran penting. Karena harus mampu menyediakan pangan. Tapi sektor ini tidak luput dari Covid-19. Sistem produksi kita terganggu, petani pun kesulitan mendapatkan sarana pertanian seperti pupuk, benih, alsintan dan lainnya. Akibatnya, proses pengolahan hasil terganggu, sistem distribusi hasil panen juga terganggu. Petani pun tidak mudah mengatur sistem distribusinya," papar Dedi.
Dedi mengatakan, sebelum ada pandemi Covid-19, permintaan hasil produksi petani relatif banyak seperti dari restoran, hotel, mall. Tapi sekarang mall, restoran, hotel tutup, order berhenti. Distribusi hasil pertanian pun terganggu. Kondisi serupa terjadi di mancanegara. Negara-negara eksportir menahan barang, mereka memikirkan dirinya sendiri dan menghentikan ekspor.
Akibatnya, Dedi menilai mau tidak mau, siap tidak siap, Indonesia harus menyiapkan pangan sendiri, tidak boleh tergantung impor. Namun, Indonesia tidak perlu khawatir. Percepatan tanam pun harus dilakukan tanpa henti. Menurutnya, sebagai negara tropis, setiap saat proses pembentukan pangan dapat terus berjalan di Indonesia.
"Yuk kita tanam. Jangan ada sejengkal tanah, sejengkal waktu, untuk tidak menanam. Setiap saat setiap tempat harus tanam. Dengan cara ini, Indonesia akan mampu menyiapkan pangan sendiri, bahkan surplus pangan. Kita negara tropis, air banyak, cahaya matahari sangat terang, kita bisa menanam," katanya.
Dedi menjelaskan, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga. Hal ini tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Ajakan tersebut disampaikan Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, dalam Ngobrol Asyik (Ngobras) melalui video conference, Senin (18/5/2020). Ngobras kali ini membahas mengenai Gerakan Ketahanan Pangan Nasional.
"Dalam masa pandemi Covid-19, hal yang paling utama adalah sehat. Petani, penyuluh, dan pihak-pihak lain harus sehat. Kalau petani sehat stok pangan aman. Berarti, kalau ingin stok pangan nasional aman, petani harus sehat," katanya.
Ia menjelaskan, Covid-19 sudah meluluhlantakkan seluruh sektor kehidupan. Namun, ada dua sektor yang masih menggeliat, bahkan pada tren meningkat, yaitu sektor kesehatan dan pertanian.
"Sektor pertanian memegang peran penting. Karena harus mampu menyediakan pangan. Tapi sektor ini tidak luput dari Covid-19. Sistem produksi kita terganggu, petani pun kesulitan mendapatkan sarana pertanian seperti pupuk, benih, alsintan dan lainnya. Akibatnya, proses pengolahan hasil terganggu, sistem distribusi hasil panen juga terganggu. Petani pun tidak mudah mengatur sistem distribusinya," papar Dedi.
Dedi mengatakan, sebelum ada pandemi Covid-19, permintaan hasil produksi petani relatif banyak seperti dari restoran, hotel, mall. Tapi sekarang mall, restoran, hotel tutup, order berhenti. Distribusi hasil pertanian pun terganggu. Kondisi serupa terjadi di mancanegara. Negara-negara eksportir menahan barang, mereka memikirkan dirinya sendiri dan menghentikan ekspor.
Akibatnya, Dedi menilai mau tidak mau, siap tidak siap, Indonesia harus menyiapkan pangan sendiri, tidak boleh tergantung impor. Namun, Indonesia tidak perlu khawatir. Percepatan tanam pun harus dilakukan tanpa henti. Menurutnya, sebagai negara tropis, setiap saat proses pembentukan pangan dapat terus berjalan di Indonesia.
"Yuk kita tanam. Jangan ada sejengkal tanah, sejengkal waktu, untuk tidak menanam. Setiap saat setiap tempat harus tanam. Dengan cara ini, Indonesia akan mampu menyiapkan pangan sendiri, bahkan surplus pangan. Kita negara tropis, air banyak, cahaya matahari sangat terang, kita bisa menanam," katanya.
Dedi menjelaskan, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga. Hal ini tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
tulis komentar anda