Indonesia Harus Ambisius untuk Lakukan Transisi Energi

Selasa, 02 Maret 2021 - 19:30 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai kesiapan Indonesia untuk melakukan transisi energi masih rendah. Namun, Indonesia masih mempunyai cukup waktu bila pemerintah lebih ambisius membenahi kesiapan berbagai aspek transisi energi.

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, langkah prioritas dalam waktu dekat yang pemerintah dapat lakukan adalah memperkuat komitmen politik dan kualitas peraturan. Pun memastikan ketersediaan investasi dan keuangan terhadap pengembangan energi terbarukan .

"Agar Indonesia dapat mencapai target bauran 23%, kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan perlu mencapai minimal 24 GW di tahun 2025. Hal ini berarti total penambahan pembangkit listrik energi terbarukan harus di kisaran 2-3 GW per tahun," ujarnya pada webinar Siapkah Indonesia Tanpa Energi Fosil, Selasa (2/3/2021). ( Baca juga:Pertamina Dorong Transisi Energi Mulai dari Halaman Sendiri )

Menurut dia, kondisi tersebut akan dapat terpenuhi dengan ketersediaan investasi pembangkit energi terbarukan mencapai USD5-7 miliar per tahun. "Tentu saja, agar investasi mengalir dan fokus pada pengembangan energi terbarukan, pemerintah perlu memiliki komitmen tegas yang meyakinkan investor untuk berinvestasi dan membuat kebijakan investasi yang menarik," jelas Fabby.



Selain itu, perlu komitmen politik dan kebijakan yang tegas, dengan mengeluarkan kebijakan moratorium pembangunan PLTU dan mempensiunkan PLTU berumur lebih dari 20 tahun secara bertahap. Tindakan itu akan menghindari pendanaan yang sia-sia ke depan sebagai akibat dari stranded asset (aset terdampar) PLTU. ( Baca juga:Kirana Pulang, Inilah Top 6 Indonesian Idol Special Season )

Fabby melanjutkan, percepatan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dapat dicapai dengan mengoptimalkan energi surya. Indonesia memiliki potensi sangat tinggi. Analisis IESR menunjukkan potensi 655 GWp untuk sektor residensial saja dan ribuan gigawatt untuk skala besar.

"Dengan teknologi yang modular dan bisa dimanfaatkan dalam beragam skala, radiasi matahari yang tersedia cukup merata di seluruh Indonesia, dan investasi yang dapat ditanggung oleh berbagai pihak, energi surya akan menjadi penggerak utama pengembangan energi terbarukan di Indonesia," jelasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More