Benarkah Digitalisasi UMKM Membawa Dampak Positif bagi Semua Kalangan?
Senin, 08 Maret 2021 - 16:00 WIB
Lain lagi kisah Puji Hartono yang pernah berprofesi sebagai pekerja kontraktor, tetapi menemui kegagalan dalam salah satu proyeknya sehingga meninggalkan utang ratusan juta.
Usia yang sudah senja membuat pria yang dikenal dengan nama Cak Toni ini kesulitan mendapatkan pekerjaan baru. Dia pun akhirnya berinisiatif untuk membuka bisnis kuliner kaki lima di wilayah Cirebon pada 2016. Dalam kurun waktu satu tahun lebih, dia sudah bisa membayar lunas semua utangnya dan menyewa tempat untuk melanjutkan usaha.
Rumah makan yang bernama Nasi Bakar Cak Toni ini pun semakin berkembang pesat sejak memanfaatkan teknologi dan mendigitalisasi usaha di 2019. Awalnya dia kesulitan untuk menggunakan aplikasi layanan GrabFood karena, mengakses smartphone saja sudah menjadi tantangan buatnya. Semangatnya untuk belajar sendiri dan tak malu bertanya kepada karyawan cara menggunakan smartphone dan layanan pemesanan makanan online GrabMerchant membantunya bisa melek teknologi hingga saat ini.
“Awalnya pasti susah. Buat kirim pesan di WhatsApp saja susah. Untungnya karyawan saya mau sabar membantu dan mengajari. Selain itu, saat mau mendaftar masuk ke GrabFood, ada banyak tutorial buat ngebantu. Salah satu kesulitan saya juga pada waktu itu adalah mempromosikan restoran saya ke masyarakat di Cirebon. Ternyata ada fitur pemasaran di dalam aplikasi GrabMerchant, dimana saya bisa buat iklan dengan cepat, mudah dan murah untuk mempromosikan bisnis saya,” tuturnya.
Selain bisnisnya maju, dia kini juga dapat membantu biaya pendidikan untuk anak karyawannya agar dapat melanjutkan sekolah.
Seringkali, penghasilan tambahan justru bisa menjadi penghasilan utama, seperti yang dialami oleh Nurul Alifah. Sejak 2000, usaha kost yang dijalankannya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya. 2015, Nurul menyulap bagian bawah rumahnya untuk digunakan sebagai toko kelontong modern untuk mengisi waktu luangnya di masa tua.
Saat usahanya terdampak oleh pandemi, banyak penghuni kamar kost yang kembali ke rumahnya dengan berbagai macam alasan. Beruntung masih ada usaha warung yang untungnya sudah ia digitalisasi di tengah pandemi untuk mencari rezeki.
“Saya lihat kayaknya sekarang trennya bergerak ke arah digital ya. Pada Juni 2020 saya memutuskan bergabung menjadi mitra merchant GrabMart untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan bisa menjual lebih banyak barang. Sejak bisa berjualan secara online, saya tetap bisa membantu suami memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anak. Selain itu, saya juga bisa merenovasi toko menjadi lebih besar,” katanya.
tulis komentar anda