Maknyus! Emiten Investasi Sandiaga Uno Dulang Laba Rp8,82 Triliun
Rabu, 10 Maret 2021 - 10:38 WIB
JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang tahun 2020. Pada laporan keuangan kuartal IV-2020, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp8,82 triliun atau lebih tinggi 19,73% dibanding tahun 2019 yang sebesar Rp7,37 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) , emiten investasi yang sebagian sahamnya dimiliki Sandiaga Uno ini mencatatkan keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp8,41 triliun atau naik 35,21% dari tahun sebelumnya, dengan laba per saham dasar Rp3.264. ( Baca juga:BEI Ungkap Sejumlah Perusahaan Cari Tambahan Modal Baru )
Selain itu, laba perseroan juga didukung oleh peningkatan nilai portofolio investasi yang juga terlihat dari nilai aset bersih (net asset value) Saratoga di akhir tahun 2020 yang melesat 39% hingga senilai Rp31,70 triliun.
Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya menyatakan bahwa kinerja perusahaan-perusahaan portofolio investasi Saratoga yang solid pada saat pandemi 2020 menjadi kunci pencapaian perseroan. Hal itu tecermin dari kenaikan nilai investasi Saratoga di sejumlah perusahaan portofolio dan pembayaran dividen yang konsisten.
“Kami bersyukur di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19, Saratoga berhasil menjaga momentum pertumbuhannya dan meraih kinerja yang baik. Sebagai perusahaan investasi yang memiliki pengalaman panjang di Indonesia, Saratoga mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan mengelola semua risiko dan secara konsisten menerapkan strategi diversifikasi. Pendekatan ini yang terbukti menjaga kami tetap kokoh di tengah ketidakpastian dan membuat kami cepat tanggap dalam merespons segala perubahan yang dinamis,” ujar Michael dalam keterangan tertulis, Rabu (10/3/2021).
Sepanjang 2020, Saratoga berfokus pada pengembangan strategi perusahaan untuk mempertahankan ketahanan operasional selama pandemi, baik pada perusahaan induk maupun seluruh perusahaan investasi. Target ketahanan operasional ini terbukti dapat dicapai dengan baik.
Pada tahun 2020 nilai investasi Saratoga di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 120%menjadi Rp10,18 triliun dan nilai investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tumbuh 56% menjadi Rp12,64 triliun. ( Baca juga:Propam Belum Terima Laporan Intel Polres Ancam Pengurus Demokrat )
Saratoga juga berhasil membukukan pendapatan dividen di tahun 2020 sebesar Rp750 milliar, yang dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp215 miliar, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) Rp214 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar Rp210 miliar, dan PT Provident Agro Tbk (PALM) sebesar Rp105 miliar.
Saratoga Investama Sedaya mencatatkan liabilitas sebesar Rp3,65 triliun dan ekuitas Rp31,39 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp35,04 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp26,65 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) , emiten investasi yang sebagian sahamnya dimiliki Sandiaga Uno ini mencatatkan keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp8,41 triliun atau naik 35,21% dari tahun sebelumnya, dengan laba per saham dasar Rp3.264. ( Baca juga:BEI Ungkap Sejumlah Perusahaan Cari Tambahan Modal Baru )
Selain itu, laba perseroan juga didukung oleh peningkatan nilai portofolio investasi yang juga terlihat dari nilai aset bersih (net asset value) Saratoga di akhir tahun 2020 yang melesat 39% hingga senilai Rp31,70 triliun.
Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya menyatakan bahwa kinerja perusahaan-perusahaan portofolio investasi Saratoga yang solid pada saat pandemi 2020 menjadi kunci pencapaian perseroan. Hal itu tecermin dari kenaikan nilai investasi Saratoga di sejumlah perusahaan portofolio dan pembayaran dividen yang konsisten.
“Kami bersyukur di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19, Saratoga berhasil menjaga momentum pertumbuhannya dan meraih kinerja yang baik. Sebagai perusahaan investasi yang memiliki pengalaman panjang di Indonesia, Saratoga mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan mengelola semua risiko dan secara konsisten menerapkan strategi diversifikasi. Pendekatan ini yang terbukti menjaga kami tetap kokoh di tengah ketidakpastian dan membuat kami cepat tanggap dalam merespons segala perubahan yang dinamis,” ujar Michael dalam keterangan tertulis, Rabu (10/3/2021).
Sepanjang 2020, Saratoga berfokus pada pengembangan strategi perusahaan untuk mempertahankan ketahanan operasional selama pandemi, baik pada perusahaan induk maupun seluruh perusahaan investasi. Target ketahanan operasional ini terbukti dapat dicapai dengan baik.
Pada tahun 2020 nilai investasi Saratoga di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 120%menjadi Rp10,18 triliun dan nilai investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tumbuh 56% menjadi Rp12,64 triliun. ( Baca juga:Propam Belum Terima Laporan Intel Polres Ancam Pengurus Demokrat )
Saratoga juga berhasil membukukan pendapatan dividen di tahun 2020 sebesar Rp750 milliar, yang dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp215 miliar, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) Rp214 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar Rp210 miliar, dan PT Provident Agro Tbk (PALM) sebesar Rp105 miliar.
Saratoga Investama Sedaya mencatatkan liabilitas sebesar Rp3,65 triliun dan ekuitas Rp31,39 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp35,04 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp26,65 triliun.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda