Sri Mulyani Akui di ASEAN RI Kalah Saing Soal Biaya Logistik
Kamis, 18 Maret 2021 - 15:49 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui biaya logistik Indonesia masih kalah efisien dibandingkan sejumlah negara ASEAN lainnya. Dia mencontohkan biaya logistik Malaysia yang hanya 13%, dibanding Indonesia yang sebesar 23,5%.
"kalau Indonesia kita keluarkan 23,5% dari kue ekonomi nasional sebagai biaya logistik, sementara tetangga seperti Malaysia hanya 13% maka kita langsung tahu perusahaan yang operasi di sini 10% kalah kompetisi hanya dari biaya logistik," kata Sri Mulyani secara virtual, Kamis (18/3/2021).
Untuk itu, kehadiran platform ekosistem logistik di Batam (Batam Logistic Ecosystem/BLE) di Batam sebagai pilot project dari ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE) diyakini bisa mengurangi biaya logistik di Indonesia.
"Kalau bicara negara ASEAN lain di Batam itu hanya sekitar kurang dari 1 jam naik speedboat jadi namanya tetangga itu koneksi dekat sekali," ujarnya.
Kemenko Kemaritiman dan Investasi menyatakan penyederhanaan sistem pembiayaan tersebut akan membuat pemasukan investasi ke Indonesia semakin besar. Sebab, dalam urusan efisiensi pembiayaan, Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga seperti Singapura.
"Negara di seberang kita 13%, kita 25,3%. Masa beda hampir 10%. Apabila beda banyak, orang berpikiran ngapain investasi ke Indonesia? Dengan (efisiensi) itu penerimaan negara tambah," bebernya.
"kalau Indonesia kita keluarkan 23,5% dari kue ekonomi nasional sebagai biaya logistik, sementara tetangga seperti Malaysia hanya 13% maka kita langsung tahu perusahaan yang operasi di sini 10% kalah kompetisi hanya dari biaya logistik," kata Sri Mulyani secara virtual, Kamis (18/3/2021).
Untuk itu, kehadiran platform ekosistem logistik di Batam (Batam Logistic Ecosystem/BLE) di Batam sebagai pilot project dari ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE) diyakini bisa mengurangi biaya logistik di Indonesia.
"Kalau bicara negara ASEAN lain di Batam itu hanya sekitar kurang dari 1 jam naik speedboat jadi namanya tetangga itu koneksi dekat sekali," ujarnya.
Kemenko Kemaritiman dan Investasi menyatakan penyederhanaan sistem pembiayaan tersebut akan membuat pemasukan investasi ke Indonesia semakin besar. Sebab, dalam urusan efisiensi pembiayaan, Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga seperti Singapura.
"Negara di seberang kita 13%, kita 25,3%. Masa beda hampir 10%. Apabila beda banyak, orang berpikiran ngapain investasi ke Indonesia? Dengan (efisiensi) itu penerimaan negara tambah," bebernya.
(fai)
tulis komentar anda