Dihajar Pandemi, GAPPRI Mengetuk Pintu Hati Jokowi
Rabu, 24 Maret 2021 - 22:07 WIB
JAKARTA - Perkumpulan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) mengajak komitmen pemerintah di tengah resesi ekonomi dan pandemi Covid-19 ini agar bersatu bersama pabrikan rokok untuk mempertahankan kelangsungan lapangan kerja di sektor industri hasil tembakau (IHT), hajat hidup buruh, petani tembakau dan cengkeh serta penerimaan pemerintah dari cukai hasil tembakau (CHT) yang saat ini cukup signifikan.
Ketua umum Perkumpulan GAPPRI Henry Najoan berpendapat, beberapa tahun ini kondisi IHT nasional sudah sangat berat, produksi terus menurun, dan berjuang pada iklim usaha yang tidak kondusif dikarenakan terdapat sekitar 300 peraturan yang restriktif.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers, (23/03) menyatakan produksi hasil tembakau di Februari 2021 tercatat turun signifikan sebesar minus 61,7%. Saat itu produksi hanya mencapai 13,8 miliar batang, sedangkan di Februari 2019 mencapai 27,8 miliar batang. Penurunan ini terjadi sebagai akibat berlakunya tarif cukai rokok per 1 Februari 2021. ( Baca juga:Bos Lippo Sebut Bisnis RS Siloam Tak Diuntungkan Oleh Pandemi )
Henry Najoan mengatakan, tren penurunan produksi hasil tembakau diprediksi akan terjadi antara bulan Februari-Mei 2021 (semester I). "Produksi IHT di Februari 2021 tercatat turun signifikan sebesar minus 61,7% atau turun 21,4 miliar batang dari Januari 2021. Sementara produksi pada Februari 2021 ini hanya mencapai 13,8 miliar batang, sedangkan Februari 2020 mencapai 14,7 miliar batang dan Februari 2019 mencapai 27,8 miliar batang," beber Henry Najoan di Jakarta, Rabu (24/03).
Merujuk data resmi Perkumpulan GAPPRI, penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) Januari ke Februari 2021, pada golongan sigaret kretek mesin (SKM) anjlok 70%, atau turun dari Rp19,0 triliun Januari 2021 ke Rp5,7 triliun Februari 2021. "Jadi turun sebanyak Rp13,3 triliun dalam sebulan," ujar Henry Najoan.
Henry Najoan menambahkan, kondisi pada tahun lalu sebaliknya. CHT Januari ke Februari 2020 naik 102 % (dari Rp6,3 triliun Januari 2020 ke Rp12,7 triliun Februari 2020).
"Sehingga total keseluruhan CHT turun 65% dari Januari 2021 ke Februari 2021," katanya.
Masih merujuk data Perkumpulan GAPPRI, Henry Najoan mengatakan, produksi SKM Januari ke Februari 2021 anjlok 79%. Produksi SKM Januari 2021 ke Februari 2021 anjlok dari 29 miliar batang, Januari 2021 ke 7 miliar batang Februari 2021 atau turun 21,4 miliar batang dari Januari 2021.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan tahun lalu. Produksi Februari 2020 naik 98% dari Januari 2020 atau naik dari 9 miliar batang pada Januari 2020 ke 19 miliar batang Feb 2020. "Total keseluruhan produksi IHT turun 59 % dari Januari 2021 ke Februari 2021," ujar Henry Najoan.
Ketua umum Perkumpulan GAPPRI Henry Najoan berpendapat, beberapa tahun ini kondisi IHT nasional sudah sangat berat, produksi terus menurun, dan berjuang pada iklim usaha yang tidak kondusif dikarenakan terdapat sekitar 300 peraturan yang restriktif.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers, (23/03) menyatakan produksi hasil tembakau di Februari 2021 tercatat turun signifikan sebesar minus 61,7%. Saat itu produksi hanya mencapai 13,8 miliar batang, sedangkan di Februari 2019 mencapai 27,8 miliar batang. Penurunan ini terjadi sebagai akibat berlakunya tarif cukai rokok per 1 Februari 2021. ( Baca juga:Bos Lippo Sebut Bisnis RS Siloam Tak Diuntungkan Oleh Pandemi )
Henry Najoan mengatakan, tren penurunan produksi hasil tembakau diprediksi akan terjadi antara bulan Februari-Mei 2021 (semester I). "Produksi IHT di Februari 2021 tercatat turun signifikan sebesar minus 61,7% atau turun 21,4 miliar batang dari Januari 2021. Sementara produksi pada Februari 2021 ini hanya mencapai 13,8 miliar batang, sedangkan Februari 2020 mencapai 14,7 miliar batang dan Februari 2019 mencapai 27,8 miliar batang," beber Henry Najoan di Jakarta, Rabu (24/03).
Merujuk data resmi Perkumpulan GAPPRI, penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) Januari ke Februari 2021, pada golongan sigaret kretek mesin (SKM) anjlok 70%, atau turun dari Rp19,0 triliun Januari 2021 ke Rp5,7 triliun Februari 2021. "Jadi turun sebanyak Rp13,3 triliun dalam sebulan," ujar Henry Najoan.
Henry Najoan menambahkan, kondisi pada tahun lalu sebaliknya. CHT Januari ke Februari 2020 naik 102 % (dari Rp6,3 triliun Januari 2020 ke Rp12,7 triliun Februari 2020).
"Sehingga total keseluruhan CHT turun 65% dari Januari 2021 ke Februari 2021," katanya.
Masih merujuk data Perkumpulan GAPPRI, Henry Najoan mengatakan, produksi SKM Januari ke Februari 2021 anjlok 79%. Produksi SKM Januari 2021 ke Februari 2021 anjlok dari 29 miliar batang, Januari 2021 ke 7 miliar batang Februari 2021 atau turun 21,4 miliar batang dari Januari 2021.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan tahun lalu. Produksi Februari 2020 naik 98% dari Januari 2020 atau naik dari 9 miliar batang pada Januari 2020 ke 19 miliar batang Feb 2020. "Total keseluruhan produksi IHT turun 59 % dari Januari 2021 ke Februari 2021," ujar Henry Najoan.
tulis komentar anda