Bangun Sumur Resapan, Danone Bantu Tingkatkan Sektor Pertanian
Rabu, 31 Maret 2021 - 22:11 WIB
JAKARTA - Danone Indonesia terus menegaskan komitmennya dalam upaya membantu pemerintah lewat program bantuan sosial perusahaan (Corporate Social Responsibilty/CSR). Hal itu diwujudkan dengan membangun sumur resapan hingga konsep jasa lingkungan dalam implementasi konservasi perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS) ikut meningkatkan sektor pertanian sehingga diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran.
"Program tersebut merupakan upaya untuk mencapai positive water impact di Indonesia pada 2030. Danone Indonesia bersama masyarakat dan para mitra terkait terus berkomitmen dan telah melakukan berbagai inisiatif sejak 1990 dalam berbagai upaya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan," kata Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia Ratih Anggraeni melalui keterangan resminya, Rabu (31/3/2021).
Tidak hanya itu, berkat kemitraan yang terbangun bersama dengan pemerintah pusat dan lokal, masyarakat, serta LSM, hingga 2020 telah perusahaan telah menanam lebih dari 2,4 juta pohon, membangun 1.900 sumur resapan, dan 31 water pond. Selain itu, melalui kemitraan tersebut, Danone juga telah membuat 80 ribu biopori, 2
DAM resapan, 6800 rorak, serta 52 unit Penampung Air Hujan (PAH).
"Kami mengenalkan konsep jasa lingkungan dalam implementasi konservasi perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan terlibat aktif dalam inisiasi pembentukan forum multi pihak untuk perlindungan DAS, seperti yang kami lakukan di DAS Rejoso, Sub DAS Cicatih dan Sub DAS Pusur," jelasnya.
Menurut dia, perusahaan juga membantu melestarikan flora dan fauna endemik lokal dengan mengembangkan Program Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) di 23 lokasi di sekitar operasional perusahaan, serta mengembangkan Program WASH (Water Access, Sanitation, dan Hygiene) yang di antaranya telah membantu membangun sarana air bersih (SAB) dan sanitasi, dan hingga saat ini telah memberikan manfaat kepada 361.000 penerima manfaat.
Beberapa penerima manfaat dari beberapa program konservasi dan peningkatan akses air bersih yang dilakukan Danone di kabupaten Sukabumi ikut berbagi cerita. Hasan Basri, yang biasa disapa Hadi dari Desa Girijaya mengapresiasi program sumur resapan air dan imbal jasa lingkungan yang diinisiasi Danone, sebagai bagian dari Forum Sub-DAS Cicatih, terhadap kelangsungan hidup masyarakat di desanya.
Dia mengungkapkan ketika program tersebut diperkenalkan di 2017, sulit menjelaskan kepada masyarakat mengenai manfaat sumur resapan. Namun demikian, setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan terus melakukan edukasi. Ia menuturkan, sejak 2019 telah dibangun 21 sumur resapan sehingga terasa sekali manfaatnya terutama ketika musim kemarau tiba, warga masih bisa mendapatkan air dari kedalaman 50 cm-1 meter.
"Di samping itu, jasa lingkungan yang melibatkan masyarakat tidak hanya turut membantu merawat fasilitas yang telah dibangun, tapi juga mengembangkan pertanian dan mengurangi pengangguran. Harapan kami, program konservasi air ini bisa lebih ditingkatkan lagi, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini tapi juga untuk anak dan cucu kami kedepannya," ungkap dia.
Lilis dari Desa Babakan mengisahkan kesulitan air bersih yang ia alami, terutama di musim kemarau yang mengharuskan mereka memanfaatkan air sawah untuk kebutuhan sehari-sehari. Namun sejak 2019, program WASH telah membantu memfasilitasi kebutuhan kami akan air bersih yang sekarang sudah bisa diakses melalui sistem pipanisasi di masing-masing rumah. "Selain itu, kami juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat yaitu perihal perilaku hidup bersih dan sehat sehingga perilaku higienitas kami berubah. Sekarang kami tidak lagi menggunakan air sawah atau berjalan jauh untuk mengambil air," kata Lilis.
"Program tersebut merupakan upaya untuk mencapai positive water impact di Indonesia pada 2030. Danone Indonesia bersama masyarakat dan para mitra terkait terus berkomitmen dan telah melakukan berbagai inisiatif sejak 1990 dalam berbagai upaya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan," kata Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia Ratih Anggraeni melalui keterangan resminya, Rabu (31/3/2021).
Tidak hanya itu, berkat kemitraan yang terbangun bersama dengan pemerintah pusat dan lokal, masyarakat, serta LSM, hingga 2020 telah perusahaan telah menanam lebih dari 2,4 juta pohon, membangun 1.900 sumur resapan, dan 31 water pond. Selain itu, melalui kemitraan tersebut, Danone juga telah membuat 80 ribu biopori, 2
DAM resapan, 6800 rorak, serta 52 unit Penampung Air Hujan (PAH).
"Kami mengenalkan konsep jasa lingkungan dalam implementasi konservasi perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan terlibat aktif dalam inisiasi pembentukan forum multi pihak untuk perlindungan DAS, seperti yang kami lakukan di DAS Rejoso, Sub DAS Cicatih dan Sub DAS Pusur," jelasnya.
Menurut dia, perusahaan juga membantu melestarikan flora dan fauna endemik lokal dengan mengembangkan Program Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) di 23 lokasi di sekitar operasional perusahaan, serta mengembangkan Program WASH (Water Access, Sanitation, dan Hygiene) yang di antaranya telah membantu membangun sarana air bersih (SAB) dan sanitasi, dan hingga saat ini telah memberikan manfaat kepada 361.000 penerima manfaat.
Beberapa penerima manfaat dari beberapa program konservasi dan peningkatan akses air bersih yang dilakukan Danone di kabupaten Sukabumi ikut berbagi cerita. Hasan Basri, yang biasa disapa Hadi dari Desa Girijaya mengapresiasi program sumur resapan air dan imbal jasa lingkungan yang diinisiasi Danone, sebagai bagian dari Forum Sub-DAS Cicatih, terhadap kelangsungan hidup masyarakat di desanya.
Dia mengungkapkan ketika program tersebut diperkenalkan di 2017, sulit menjelaskan kepada masyarakat mengenai manfaat sumur resapan. Namun demikian, setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan terus melakukan edukasi. Ia menuturkan, sejak 2019 telah dibangun 21 sumur resapan sehingga terasa sekali manfaatnya terutama ketika musim kemarau tiba, warga masih bisa mendapatkan air dari kedalaman 50 cm-1 meter.
"Di samping itu, jasa lingkungan yang melibatkan masyarakat tidak hanya turut membantu merawat fasilitas yang telah dibangun, tapi juga mengembangkan pertanian dan mengurangi pengangguran. Harapan kami, program konservasi air ini bisa lebih ditingkatkan lagi, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini tapi juga untuk anak dan cucu kami kedepannya," ungkap dia.
Lilis dari Desa Babakan mengisahkan kesulitan air bersih yang ia alami, terutama di musim kemarau yang mengharuskan mereka memanfaatkan air sawah untuk kebutuhan sehari-sehari. Namun sejak 2019, program WASH telah membantu memfasilitasi kebutuhan kami akan air bersih yang sekarang sudah bisa diakses melalui sistem pipanisasi di masing-masing rumah. "Selain itu, kami juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat yaitu perihal perilaku hidup bersih dan sehat sehingga perilaku higienitas kami berubah. Sekarang kami tidak lagi menggunakan air sawah atau berjalan jauh untuk mengambil air," kata Lilis.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda