DLU Siap Hadapi Peningkatan Penumpang saat Ramadan dan Lebaran
Rabu, 07 April 2021 - 19:15 WIB
“Jadi sebenarnya tidak ada masalah. Jadi memang ramainya itu justru sebelum lebaran . Biasanya penumpang kita ada kenaikan sekitar hampir 30% penumpang dari penumpang biasanya. Jadi kalau load factornya sendiri kapal kita hanya mengangkut sebenarnya sekitar 10-20% saja dari kapasitas, kapal 1.000 penumpang. Sehingga di sini sudah ada peningkatan dibanding hari biasa. Jadi artinya masyarakat juga sudah berfikir untuk bisa pulang lebih awal tanpa ada hambatan, biar tidak berdesakan, selain itu juga tidak ada larangan mendekati hari raya tersebut. Jadi memang di sini butuh rencana yang baik yang di mana masyarakat bisa bepergian atau mudik ke Jawa itu bisa lebih awal,” terangnya.
Budiono memaparkan, jika sampai saat ini belum ada kenaikan tarif, masih berlaku tarif normal apalagi dalam kondisi Covid-19 ini, tren penumpang turun.
“Harga masih tetap, jikapun ada kenaikan berdasarkan tuslah maka itu akan dipertimbangkan. Tapi disarankan agar berangkat awal, apalagi rute pilihan dari Makassar ke kota lain bervariasi seperti Makassar-Surabaya, Makassar-Bau-bau, Makassar-Batu Licin, kita juga ada Parepare ke Balikpapan, tapi untuk saat ini penumpang mudiknya dari Balikpapan ke Parepare jadi kita ada jadwal,” paparnya.
Tak hanya fokus pada penumpang, DLU juga menggarap segmen komoditas hasil bumi seperti bawang, jahe, dan kelapa. Pengiriman paling banyak dari Makassar ke Surabaya. Komoditas jenis ini paling rutin dikirim ke daerah Jawa. Begitupun ke Batulicin dan Bau-bau
“Untuk hasil bumi masih normal tak ada kenaikan, Kalau Bau-bau sendiri sama dengan barang-barang kebutuhan pokok mungkin ada tepung, beras. Juga kalau Bau-bau itu kebanyakan barang yang berhubungan dengan konveksi. Itu yang masyarakat butuhkan di sana,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, jika DLU menjadi primadona pemberangkatan laut, karena rutenya berada di Makassar yang bisa menjangkau daerah lainnya. Terpenting, rutenya langsung dan tidak ada penumpang transit karena pelabuhan asal dari Makassar ke Surabaya, Makassar ke Batu Licin, Makassar ke Bau-bau atau dari Balikpapan-Parepare atau Parepare-Balikpapan.
Selain itu, komitmen penerapan 3 M, makanya kapal bersih dan diwajibkan menyertakan antigen atau rapid saat berlayar.
“Setiap orang atau calon pelanggan kapal laut yang saat ini naik ke kapal kita tentunya sudah lulus rapid atau antigen. Itu salah satu kewajiban. Artinya yang diatas kapal insyaallah pasti sehat dan dijamin. Makanya, ke depan diharapkan percepatan GeNose sehingga bisa mendorong peningkatan penumpang, karena lebih murah. Saat ini sepi, biaya antigen hampir sama dengan tarif kapal,” harapnya.
Baca Juga: Fasilitas Kapal Feri KM Dharma Kencana VII Mirip Hotel Berbintang
Budiono memaparkan, jika sampai saat ini belum ada kenaikan tarif, masih berlaku tarif normal apalagi dalam kondisi Covid-19 ini, tren penumpang turun.
“Harga masih tetap, jikapun ada kenaikan berdasarkan tuslah maka itu akan dipertimbangkan. Tapi disarankan agar berangkat awal, apalagi rute pilihan dari Makassar ke kota lain bervariasi seperti Makassar-Surabaya, Makassar-Bau-bau, Makassar-Batu Licin, kita juga ada Parepare ke Balikpapan, tapi untuk saat ini penumpang mudiknya dari Balikpapan ke Parepare jadi kita ada jadwal,” paparnya.
Tak hanya fokus pada penumpang, DLU juga menggarap segmen komoditas hasil bumi seperti bawang, jahe, dan kelapa. Pengiriman paling banyak dari Makassar ke Surabaya. Komoditas jenis ini paling rutin dikirim ke daerah Jawa. Begitupun ke Batulicin dan Bau-bau
“Untuk hasil bumi masih normal tak ada kenaikan, Kalau Bau-bau sendiri sama dengan barang-barang kebutuhan pokok mungkin ada tepung, beras. Juga kalau Bau-bau itu kebanyakan barang yang berhubungan dengan konveksi. Itu yang masyarakat butuhkan di sana,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, jika DLU menjadi primadona pemberangkatan laut, karena rutenya berada di Makassar yang bisa menjangkau daerah lainnya. Terpenting, rutenya langsung dan tidak ada penumpang transit karena pelabuhan asal dari Makassar ke Surabaya, Makassar ke Batu Licin, Makassar ke Bau-bau atau dari Balikpapan-Parepare atau Parepare-Balikpapan.
Selain itu, komitmen penerapan 3 M, makanya kapal bersih dan diwajibkan menyertakan antigen atau rapid saat berlayar.
“Setiap orang atau calon pelanggan kapal laut yang saat ini naik ke kapal kita tentunya sudah lulus rapid atau antigen. Itu salah satu kewajiban. Artinya yang diatas kapal insyaallah pasti sehat dan dijamin. Makanya, ke depan diharapkan percepatan GeNose sehingga bisa mendorong peningkatan penumpang, karena lebih murah. Saat ini sepi, biaya antigen hampir sama dengan tarif kapal,” harapnya.
Baca Juga: Fasilitas Kapal Feri KM Dharma Kencana VII Mirip Hotel Berbintang
tulis komentar anda