Erick Cemas Ekonomi RI Anjlok Jika BUMN Punah, Pengamat: Tak Semua Pelat Merah Menguntungkan

Kamis, 08 April 2021 - 10:59 WIB
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, ada sejumlah perseroan negara yang justru merugikan negara. Foto/Dok
JAKARTA - Perusahaan BUMN punya posisi strategis bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat, sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbangkan dari perusahaan pelat merah.

Meski begitu, tidak semua BUMN memiliki eksistensi yang menguntungkan negara atau berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia . Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, ada sejumlah perseroan negara yang justru merugikan negara.



Pernyataan itu didasari pada proses transformasi BUMN melalui skema restrukturisasi perusahaan yang menjadi program andalan Menteri BUMN, Erick Thohir. Dimana, dari 142 perseroan dipangkas menjadi 70 perseroan saja. Bahkan, Bhima menilai, ada miss management, sebab tercatat banyak perseroan yang cenderung merugi, tapi diselamatkan dengan Penyertaan Modal Negara (PMN).



"Ya cukup banyak ya, kondisi rugi tapi disuntik PMN terus. Ada miss management tapi tetap dipertahankan," ujar dia saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (8/4/2021).

Bhima juga cenderung tidak sepakat dengan pernyataan Erick Thohir bahwa punahnya BUMN membahayakan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Sebelumnya, Mantan Bos Inter Milan itu mengaku khawatir dengan kondisi BUMN bila tidak mampu menyesuaikan diri di era digital, maka kondisi itu bisa membuat BUMN punah. jika itu terjadi, maka ekonomi Indonesia dalam keadaan bahaya.

Dalam kajiannya, hanya ada beberapa sektor perseroan pelat merah yang punya kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Misalnya, BUMN sektor energi seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

"BUMN yang mana dulu? Kalau BUMN yang mengelola sektor strategis seperti Pertamina dan PLN memang harus dijaga kesehatan keuangannya. Tapi anak cucu BUMN yang tidak efisien, jumlahnya ratusan hanya jadi rebutan kursi direksi dan komisaris ya harus dipikir ulang untuk dipertahankan," tuturnya.



Karena itu, Bhima mendukung upaya efisiensi yang dilakukan Erick melalui skema kalsterisasi BUMN. Saat ini, proses menyusun klasterisasi berdasarkan value chain dan bisnis inti (core business) sudah berjalan. Totalnya ada 12 klaster dari sebelumnya 27 klaster. Masing-masing Wakil Menteri BUMN membawahi enam klaster.

"Justru saya mendukung langkah pak Erick untuk rombak anak cucu BUMN agar lebih profesional dan memberikan ruang kolaborasi dengan swasta. Jadi kalau BUMN yang masuknya ke perhotelan misalnya, sementara sektor itu harusnya diisi swasta maka kalau dipunahkan nggak ada masalah," kata dia.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More