Sejumlah Negara di Dunia Terus Membuka Akses Wisata

Jum'at, 09 April 2021 - 05:31 WIB
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menyemprotkan cairan minyak atsiri serai wangi pada permukaan batu candi yang berlumut sebagai upaya konservasi agar tidak mudah rusak di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, kemarin.
JAKARTA - Sudah siapkah sektor wisata dunia kembali digerakkan? Pertanyaan ini selalu mengarah pada sisi keamanan, apakah dunia sudah benar-benar aman dari pandemi Covid-19 atau justru hanya akan memperparah kembali pandemi?

Secara faktual, sejumlah negara masih memilih menutup perbatasan dan penerbangan udara karena pandemi Covid-19 , seperti Malaysia, Selandia Baru, India, dan Filipina. Namun, di sisi lain sejumlah negara sudah membuka wilayahnya untuk para turis seperti Maladewa, Sri Lanka, dan Thailand.

Di luar itu, ada juga yang memilih membuka sebagian wilayahnya seperti Singapura dan China. Selain itu, ada banyak negara seperti Australia, China, Indonesia, dan Thailand yang terus menghidupkan destinasi wisata bagi wisatawan domestik.

Namun demikian, sebagian negara di dunia yang sudah membuka wilayahnya bagi orang asing tetap memberlakukan sejumlah aturan khusus mulai dari karantina pribadi, pengajuan tes Covid-19 dengan hasil negatif, dan memberikan bukti asuransi kesehatan. Setiap negara juga memiliki regulasi sendiri dalam mengelola pariwisata saat pandemi.





Thailand misalnya. Semua wisatawan asing yang masuk harus menjalani karantina selama dua minggu di hotel yang ditunjuk, setelah itu mereka bisa bebas berkeliling negara itu selama 60 hari. Adapun Maladewa yang membuka perbatasan sejak Juni 2020 tidak menerapkan karantina. Mereka hanya mensyaratkan pengunjung menunjukkan bukti pemesanan hotel, mengisi deklarasi kesehatan, dan wajib mengenakan masker selama di sana.

Bagaimana pula dengan Indonesia? Selama pandemi Covid-19, pemerintah memutuskan menutup akses bagi wisatawan internasional. Rencananya, pariwisata untuk wisatawan internasional kembali dibuka npada Juni dan Juli mendatang. Tentunya itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Itu pun dilaksanakan dengan kerja sama travel bubble atau free covid corridor dengan beberapa negara.

Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Agustini Rahayu membenarkan pemerintah memang mewacanakan pada Juni atau Juli 2020 akan membuka kembali Bali bagi wisatawan mancanegara dalam konsep perluasan travel corridor arrangement.

Namun dia menggariskan, wacana tersebut telah disampaikan Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan vaksinasi di Bali pada 16 Maret lalu dengan catatan jika tahapan pra kondisi untuk menuju wacana tersebut menunjukkan kinerja positif.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More