Cerita Industri Penerbangan RI Digerogoti Pandemi, Sempat Kehilangan 60 Juta Penumpang
Kamis, 15 April 2021 - 17:37 WIB
JAKARTA - Pemerintah bersama dengan beberapa stakeholder lain terus berusaha untuk mencari solusi agar menghadapi pandemi covid-19. Apalagi Indonesia merupakan negara yang berbentuk kepulauan, di mana transportasi udara menjadi hal yang sangat penting.
Ketua Umum INACA (Indonesia National Air Carriers Association) Denon Prawiraatmadja mengatakan, dampak pandemi bagi industri penerbangan sangat terasa. Pasa awal pandemi lalu pada Maret 2020, penerbangan nasional mengalami penurunan hingga 70%.
Penerbangan itu mencakup dari mulai domestik hingga internasional. Tak hanya itu, kegiatan kargo juga mengalami penurunan dari 1,1 juta menjadi 429 ribu ton saja.
“Pada 2020 tepatnya Maret, 70% jumlah penerbangan nasional kita turun baik domestik atau internasional. Sekitar 65 persen jumlah kegiatan kargo logistik turun dari 1,1 juta menjadi 429 ribu ton,” ujarnya dalam acara Webinar INACA, Kamis (15/4/2021).
Oleh karena itu lanjut Denon, pandemi covid-19 menjadi tantangan yang luar biasa bagi industri penerbangan. Dirinya juga memberikan apresiasi kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang terus mengakselerasi kegiatan logistik di Indonesia meskipun sk tengah pandemi.
“Ini jadi tantangan luar biasa, kita pelaku industri harus bisa mengapresiasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan di dalam mengakselerasi kegiatan logistik di Indonesia, mengatur tatanan,” ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya pun terus aktif mencari-cara untuk menghadapi pandemi. Berbagai diskusi dilakukan untuk mencari cara agar industri penerbangan bisa bertahan dari pandemi covid-19.
Dalam diskusi pertama adalah fokus pada masalah kesehatan. Di mana para pelaku industri penerbangan bersama dengan stekholder kesehatan melakukan sosialisasi terkait protokol kesehatan dan yang berkaitan dengan distribusi vaksin.
“Kita sudah melakukan FGD pertama tentang isu kesehatan. Dampak dari covid begitu besar terhadap sosial ekonomi kita. Bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan dan BNPB menerapkan protokol kesehatan dan distribusi vaksin,” jelasnya.
Setelah isu kesehatan selesai, selanjutnya adalah yang berkaitan dengan stimulus. Denon menjelaskan pada 2020, ada 60 juta penumpang hilang yang akhirnya berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi. “Ada stimulus PSC akhir 2020 bisa bermanfaat kepada masyarakat melakukan perjalanan,” ucapnya.
Ketua Umum INACA (Indonesia National Air Carriers Association) Denon Prawiraatmadja mengatakan, dampak pandemi bagi industri penerbangan sangat terasa. Pasa awal pandemi lalu pada Maret 2020, penerbangan nasional mengalami penurunan hingga 70%.
Penerbangan itu mencakup dari mulai domestik hingga internasional. Tak hanya itu, kegiatan kargo juga mengalami penurunan dari 1,1 juta menjadi 429 ribu ton saja.
“Pada 2020 tepatnya Maret, 70% jumlah penerbangan nasional kita turun baik domestik atau internasional. Sekitar 65 persen jumlah kegiatan kargo logistik turun dari 1,1 juta menjadi 429 ribu ton,” ujarnya dalam acara Webinar INACA, Kamis (15/4/2021).
Oleh karena itu lanjut Denon, pandemi covid-19 menjadi tantangan yang luar biasa bagi industri penerbangan. Dirinya juga memberikan apresiasi kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang terus mengakselerasi kegiatan logistik di Indonesia meskipun sk tengah pandemi.
“Ini jadi tantangan luar biasa, kita pelaku industri harus bisa mengapresiasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan di dalam mengakselerasi kegiatan logistik di Indonesia, mengatur tatanan,” ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya pun terus aktif mencari-cara untuk menghadapi pandemi. Berbagai diskusi dilakukan untuk mencari cara agar industri penerbangan bisa bertahan dari pandemi covid-19.
Dalam diskusi pertama adalah fokus pada masalah kesehatan. Di mana para pelaku industri penerbangan bersama dengan stekholder kesehatan melakukan sosialisasi terkait protokol kesehatan dan yang berkaitan dengan distribusi vaksin.
“Kita sudah melakukan FGD pertama tentang isu kesehatan. Dampak dari covid begitu besar terhadap sosial ekonomi kita. Bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan dan BNPB menerapkan protokol kesehatan dan distribusi vaksin,” jelasnya.
Setelah isu kesehatan selesai, selanjutnya adalah yang berkaitan dengan stimulus. Denon menjelaskan pada 2020, ada 60 juta penumpang hilang yang akhirnya berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi. “Ada stimulus PSC akhir 2020 bisa bermanfaat kepada masyarakat melakukan perjalanan,” ucapnya.
(akr)
tulis komentar anda