Sri Mulyani Disentil Rizal Ramli: Minta Saran IMF Akan Bikin RI Semakin Hancur
Minggu, 18 April 2021 - 21:15 WIB
"Begitu IMF masuk, dia sarankan tingkat bunga bank dinaikkan dari 18 persen rata-rata jadi 80 persen. Banyak perusahaan langsung bangkrut," ungkap Rizal.
Saran IMF untuk menutup 16 bank juga menuai polemik. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada perbankan Indonesia. Para nasabah ramai-ramai menarik uang simpanan mereka di bank.
Dari sini pemerintah terpaksa menyuntikkan dana BLBI sebesar USD80 miliar. Inilah awal malapetaka kasus korupsi triliunan rupiah yang belum tuntas di Indonesia.
Parahnya lagi, sambung Rizal Ramli, IMF meminta Indonesia menaikkan harga BBM. Akhirnya pada 1 Mei 1998, Presiden Soeharto menaikkan harga BBM hingga 74%. Hal ini menurut Rizal yang memantik kerusuhan besar-besaran di Indonesia.
"Besoknya demonstrasi besar-besaran. Kerusuhan di mana-mana, ribuan orang meninggal. Rupiah anjlok," tutur Rizal.
Butuh bertahun-tahun hingga Indonesia bisa keluar dari krisis ekonomi itu. Rizal membandingkan sikap Malaysia yang menolak IMF dan mengeluarkan kebijakan ketat soal moneter. Hasilnya mereka dengan mudah keluar dari krisis.
Karena itu saat menjadi Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli menolak secara tegas saran IMF. Menurutnya, cuma di era Gus Dur ada presiden tak menambah jumlah utang negara.
"Waktu saya masuk, minus 3 persen ekonominya. Kami putuskan tidak mengikuti kebijakan IMF, kita jalan sendiri dengan segala kontroversinya," kata Rizal.
Rizal mengaku bisa menarik napas lega saat perekonomian Indonesia yang tadinya minus 3% dalam kurun waktu 2 tahun tumbuh menjadi 4,5%. "Mimpi buruk soal IMF itu masih kita ingat. Indonesia tak perlu bantuan IMF," tandas Rizal Ramli.
Saran IMF untuk menutup 16 bank juga menuai polemik. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada perbankan Indonesia. Para nasabah ramai-ramai menarik uang simpanan mereka di bank.
Dari sini pemerintah terpaksa menyuntikkan dana BLBI sebesar USD80 miliar. Inilah awal malapetaka kasus korupsi triliunan rupiah yang belum tuntas di Indonesia.
Parahnya lagi, sambung Rizal Ramli, IMF meminta Indonesia menaikkan harga BBM. Akhirnya pada 1 Mei 1998, Presiden Soeharto menaikkan harga BBM hingga 74%. Hal ini menurut Rizal yang memantik kerusuhan besar-besaran di Indonesia.
"Besoknya demonstrasi besar-besaran. Kerusuhan di mana-mana, ribuan orang meninggal. Rupiah anjlok," tutur Rizal.
Butuh bertahun-tahun hingga Indonesia bisa keluar dari krisis ekonomi itu. Rizal membandingkan sikap Malaysia yang menolak IMF dan mengeluarkan kebijakan ketat soal moneter. Hasilnya mereka dengan mudah keluar dari krisis.
Karena itu saat menjadi Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli menolak secara tegas saran IMF. Menurutnya, cuma di era Gus Dur ada presiden tak menambah jumlah utang negara.
"Waktu saya masuk, minus 3 persen ekonominya. Kami putuskan tidak mengikuti kebijakan IMF, kita jalan sendiri dengan segala kontroversinya," kata Rizal.
Rizal mengaku bisa menarik napas lega saat perekonomian Indonesia yang tadinya minus 3% dalam kurun waktu 2 tahun tumbuh menjadi 4,5%. "Mimpi buruk soal IMF itu masih kita ingat. Indonesia tak perlu bantuan IMF," tandas Rizal Ramli.
Lihat Juga :
tulis komentar anda