Keyakinan Konsumen Membaik, Pengeluaran Masyarakat Naik di Ramadan 2021
Senin, 26 April 2021 - 10:21 WIB
JAKARTA - Meskipun pandemi Covid-19 belum berlalu, pemulihan ekonomi mulai tampak dan masyarakat pun semakin optimis akan membaiknya kondisi pada tahun ini dibanding tahun 2020 lalu. Salah satu indikasinya terlihat dari meningkatnya pengeluaran konsumen pada ramadan tahun ini.
Survei yang dilakukan RB Consulting bekerja sama dengan Snapcart mengungkap, sebelum pandemi sekitar 52% responden mengatakan bahwa pengeluaran mereka meningkat selama ramadan. Tahun 2020 lalu sewaktu pandemi, angka ini turun drastis menjadi hanya 33%.
"Tahun ini, 46% responden memperkirakan pengeluarannya akan meningkat lagi selama ramadan dibandingkan bulan-bulan normal," kata CEO RB Consulting, Iwan Murty, dalam keterangannya, dikutip Senin (26/4/2021).
Menurut dia, angka tersebut sama di semua kelas sosial ekonomi yang kemudian bisa mengindikasikan bahwa konsumen merasa positif atau mempunyai keyakinan yang lebih tinggi terhadap situasi saat ini.
"Sebagai perbandingan 5 tahun yang lalu, tahun 2016, jumlah responden yang mengatakan pengeluaran mereka meningkat selama bulan ramadan jauh lebih tinggi mencapai sekitar 69%," bebernya.
Saat ramadan, responden paling banyak berbelanja makanan dan minuman, sedangkan belanja kebutuhan lainnya berkurang drastis. Hasil survei ini juga mengungkap bahwa responden di kelas sosial ekonomi atas mempunyai rencana untuk bersantap di luar rumah seperti di restoran atau di mall dibandingkan responden dari kelas sosial ekonomi menengah ke bawah. "Dan rencana makan di luar ini juga lebih tinggi di antara pekerja," imbuhnya.
Iwan menduga, kebijakan kelonggaran berusaha dan restoran khususnya di DKI yang bisa beroperasi sampai pukul 22.30 (batas sebelumnya pukul 21.00) dapat mendorong pembelanjaan konsumen.
Sementara itu, 1 dari 5 responden juga mengatakan pasti akan pergi kalau ada undangan untuk buka bersama. Laki-laki yang berusia lebih muda cenderung memastikan akan menghadiri undangan buka bersama dengan 52% kemungkinan akan datang, 21% kemungkinan tidak datang, dan 6% saja yang sama sekali tidak akan datang.
Sebagai informasi, RB Consulting dan Snapcart melakukan survei ini secara online kepada 1.050 responden laki-laki dan perempuan usia 18-50 tahun yang merayakan Idul Fitri di semua kelas sosial ekonomi, tinggal di Pulau Jawa, Sumatera dan beberapa daerah di Indonesia. Survei diadakan dua kali yaitu pada 26 Maret kepada 300 responden dan 1-5 April kepada 750 responden.
Survei yang dilakukan RB Consulting bekerja sama dengan Snapcart mengungkap, sebelum pandemi sekitar 52% responden mengatakan bahwa pengeluaran mereka meningkat selama ramadan. Tahun 2020 lalu sewaktu pandemi, angka ini turun drastis menjadi hanya 33%.
"Tahun ini, 46% responden memperkirakan pengeluarannya akan meningkat lagi selama ramadan dibandingkan bulan-bulan normal," kata CEO RB Consulting, Iwan Murty, dalam keterangannya, dikutip Senin (26/4/2021).
Menurut dia, angka tersebut sama di semua kelas sosial ekonomi yang kemudian bisa mengindikasikan bahwa konsumen merasa positif atau mempunyai keyakinan yang lebih tinggi terhadap situasi saat ini.
"Sebagai perbandingan 5 tahun yang lalu, tahun 2016, jumlah responden yang mengatakan pengeluaran mereka meningkat selama bulan ramadan jauh lebih tinggi mencapai sekitar 69%," bebernya.
Saat ramadan, responden paling banyak berbelanja makanan dan minuman, sedangkan belanja kebutuhan lainnya berkurang drastis. Hasil survei ini juga mengungkap bahwa responden di kelas sosial ekonomi atas mempunyai rencana untuk bersantap di luar rumah seperti di restoran atau di mall dibandingkan responden dari kelas sosial ekonomi menengah ke bawah. "Dan rencana makan di luar ini juga lebih tinggi di antara pekerja," imbuhnya.
Iwan menduga, kebijakan kelonggaran berusaha dan restoran khususnya di DKI yang bisa beroperasi sampai pukul 22.30 (batas sebelumnya pukul 21.00) dapat mendorong pembelanjaan konsumen.
Sementara itu, 1 dari 5 responden juga mengatakan pasti akan pergi kalau ada undangan untuk buka bersama. Laki-laki yang berusia lebih muda cenderung memastikan akan menghadiri undangan buka bersama dengan 52% kemungkinan akan datang, 21% kemungkinan tidak datang, dan 6% saja yang sama sekali tidak akan datang.
Sebagai informasi, RB Consulting dan Snapcart melakukan survei ini secara online kepada 1.050 responden laki-laki dan perempuan usia 18-50 tahun yang merayakan Idul Fitri di semua kelas sosial ekonomi, tinggal di Pulau Jawa, Sumatera dan beberapa daerah di Indonesia. Survei diadakan dua kali yaitu pada 26 Maret kepada 300 responden dan 1-5 April kepada 750 responden.
(ind)
tulis komentar anda