Terungkap! Bank Syariah Justru Lahir Pertama di Negara Non Muslim
Senin, 26 April 2021 - 19:42 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, perbankan syariah sudah lebih dahulu berkembang di negara-negara yang non muslim, seperti Inggris, Singapura, Selandia Baru hingga Amerika Serikat. Bahkan menurutnya, bank syariah lebih dulu lahir di Inggris dan Singapura. Di mana negeri ratu Elizabeth Inggris menjadi pusatnya. "Artinya mereka menggunakan sistem ini sebagai sesuatu yang rasional," ujarnya, Senin (26/4/2021).
Ma’ruf menjelaskan, saat ini orang lebih memilih barang atau layanan ekonomi dan keuangan syariah dikarenakan baik layanannya dan sesuai dengan hati nuraninya. Misalnya, layanan syariah merupakan transaksi yang berdasarkan pada keadilan sehingga lebih nyaman digunakan. "Kemudian kalau pada makanan, kalau kualitasnya bagus seperti di luar negeri misalnya Australia, di antara masyarakat lebih populer daging yang diproses secara halal sekalipun yang non-muslim," jelasnya.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan potensi besar generasi milenial saat ini, pendekatan rasionalitas harus digunakan guna menarik minat generasi milenial, khususnya Gen-Sy. Misalnya dengan menawarkan kemudahan dan selara para Generasi Sy. "Kita ingin lebih kepada pendekatan-pendekatan yang sesuai selera Generasi Sy ini yang sekarang tumbuh dengan pesat dan besar," jelasnya.
Namun lanjut Wapres, perlunya peran semua pihak termasuk media untuk menyampaikan informasi yang utuh mengenai ekonomi dan keuangan syariah baik secara mikro maupun makro kepada masyarakat. Sebab, sosialisasi dan literasi menjadi dua hambatan utama dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
"Memang kita sedang merancang supaya bagaimana masyarakat itu disuguhkan tidak saja hanya dari pendekatan mikro ekonominya, tetapi juga dari makro ekonominya," ucap Wapres. "Kita ingin pers bisa menyajikan dua hal itu, yaitu yang berbentuk pendekatan mikro ekonomi dan juga literasi, kemudian artikel-artikel yang menggambarkan tentang makro ekonomi dari ekonomi dan keuangan syariah. Itu barangkali sangat penting dan sangat didambakan," imbuhnya.
Ma’ruf menjelaskan, saat ini orang lebih memilih barang atau layanan ekonomi dan keuangan syariah dikarenakan baik layanannya dan sesuai dengan hati nuraninya. Misalnya, layanan syariah merupakan transaksi yang berdasarkan pada keadilan sehingga lebih nyaman digunakan. "Kemudian kalau pada makanan, kalau kualitasnya bagus seperti di luar negeri misalnya Australia, di antara masyarakat lebih populer daging yang diproses secara halal sekalipun yang non-muslim," jelasnya.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan potensi besar generasi milenial saat ini, pendekatan rasionalitas harus digunakan guna menarik minat generasi milenial, khususnya Gen-Sy. Misalnya dengan menawarkan kemudahan dan selara para Generasi Sy. "Kita ingin lebih kepada pendekatan-pendekatan yang sesuai selera Generasi Sy ini yang sekarang tumbuh dengan pesat dan besar," jelasnya.
Namun lanjut Wapres, perlunya peran semua pihak termasuk media untuk menyampaikan informasi yang utuh mengenai ekonomi dan keuangan syariah baik secara mikro maupun makro kepada masyarakat. Sebab, sosialisasi dan literasi menjadi dua hambatan utama dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
"Memang kita sedang merancang supaya bagaimana masyarakat itu disuguhkan tidak saja hanya dari pendekatan mikro ekonominya, tetapi juga dari makro ekonominya," ucap Wapres. "Kita ingin pers bisa menyajikan dua hal itu, yaitu yang berbentuk pendekatan mikro ekonomi dan juga literasi, kemudian artikel-artikel yang menggambarkan tentang makro ekonomi dari ekonomi dan keuangan syariah. Itu barangkali sangat penting dan sangat didambakan," imbuhnya.
(nng)
tulis komentar anda