Rencana Jual Saham Perdana, Bio Farma Tunggu Arahan Erick Thohir
Rabu, 28 April 2021 - 07:17 WIB
JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) belum mendapat arahan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perihal rencana initial public offering (IPO) . Meski begitu, pemegang saham sudah memasukkan perseroan dalam daftar perusahaan yang akan melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bambang Heriyanto, Juru Bicara dan Sekretaris Perusahaan Bio Farma, menyebut pihaknya belum menerima arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir perihal pencatatan saham di pasar modal (capital market) tersebut.
Baca juga:Bertemu LIPI, BPJPH Sodorkan Lima Area Penguatan Produk Halal UMK
Karena itu, manajemen belum dapat memastikan kapan IPO akan dilakukan. Sementara, pemegang saham akan mendorong BUMN yang melantai di pasar perdana hingga 2023 mendatang.
"Belum ada arahan (Kementerian BUMN) lebih lanjut," ujar Bambang saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (27/4/2021).
Bambang juga enggan menjelaskan kapan pembahasan IPO akan dilakukan manajemen holding BUMN farmasi itu. Pembicaraan lebih lanjut akan dilakukan usai Kementerian BUMN memberikan arahan.
Saat ini Bio Farma sudah menjalankan tugasnya sebagai induk perusahaan BUMN. Anggota holdingnya terdiri dari Kimia Farma Tbk dan Indofarma Tbk. Selain sebagai holding, perusahaan tetap fokus pada core business atau bisnis inti sebagai produsen vaksin dan antisera dalam negeri.
Baca juga:Tegang dengan AS, Turki Didesak Aktifkan Sistem Rudal S-400 Rusia
Penetapan Bio Farma sebagai holding BUMN farmasi ditandai setelah keluarnya surat persetujuan dari Menteri BUMN selaku pemegang saham yang menyetujui pengalihan seluruh saham seri B milik negara dari Kimia Farma dan Indofarma kepada Bio Farma yang dilakukan pada akhir Januari 2020 lalu.
Sementara, tujuan holding sendiri untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk, hingga menciptakan inovasi dalam penyediaan produk farmasi yang mendukung ekosistem kesehatan di masa akan datang.
Bambang Heriyanto, Juru Bicara dan Sekretaris Perusahaan Bio Farma, menyebut pihaknya belum menerima arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir perihal pencatatan saham di pasar modal (capital market) tersebut.
Baca juga:Bertemu LIPI, BPJPH Sodorkan Lima Area Penguatan Produk Halal UMK
Karena itu, manajemen belum dapat memastikan kapan IPO akan dilakukan. Sementara, pemegang saham akan mendorong BUMN yang melantai di pasar perdana hingga 2023 mendatang.
"Belum ada arahan (Kementerian BUMN) lebih lanjut," ujar Bambang saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (27/4/2021).
Bambang juga enggan menjelaskan kapan pembahasan IPO akan dilakukan manajemen holding BUMN farmasi itu. Pembicaraan lebih lanjut akan dilakukan usai Kementerian BUMN memberikan arahan.
Saat ini Bio Farma sudah menjalankan tugasnya sebagai induk perusahaan BUMN. Anggota holdingnya terdiri dari Kimia Farma Tbk dan Indofarma Tbk. Selain sebagai holding, perusahaan tetap fokus pada core business atau bisnis inti sebagai produsen vaksin dan antisera dalam negeri.
Baca juga:Tegang dengan AS, Turki Didesak Aktifkan Sistem Rudal S-400 Rusia
Penetapan Bio Farma sebagai holding BUMN farmasi ditandai setelah keluarnya surat persetujuan dari Menteri BUMN selaku pemegang saham yang menyetujui pengalihan seluruh saham seri B milik negara dari Kimia Farma dan Indofarma kepada Bio Farma yang dilakukan pada akhir Januari 2020 lalu.
Sementara, tujuan holding sendiri untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk, hingga menciptakan inovasi dalam penyediaan produk farmasi yang mendukung ekosistem kesehatan di masa akan datang.
(uka)
tulis komentar anda