Pertumbuhan Ekonomi Masih Kalah dengan Vietnam, Vaksinasi Perlu Digenjot Lagi
Rabu, 05 Mei 2021 - 18:46 WIB
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I/2021 -0,74% secara year on year (yoy) dan secara kuartalan (q to q) 0,96%. Capaian itu menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih terbelit resesi .
Kepala Center Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman mengatakan, capaian itu menunjukkan Indonesia di kuartal pertama tahun ini masih tertinggal dibandingkan beberapa negara lain, salah satunya Vietnam.
"Jadi pertumbuhan ekonomi kuartal I masih terkontraksi, -0,74% artinya kita ketinggalan nih dari negara-negara lain. Di mana negara lain pada kuartal IV mereka masih terkontraksi, tetapi di kuartal I/2021 itu sudah mulai ekspansi pertumbuhannya, sementara Indonesia kan masih terkontraksi. Dengan Vietnam saja Indonesia masih kalah," ujar Rizal dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/5/2021).
Dia menuturkan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi ini tak lain dipengaruhi oleh percepatan program vaksinasi. Di berbagai negara, kata dia, program ini terus menerus dipercepat sementara di Indonesia baru mencapai 4,92% dari total jumlah penduduk atau baru sekitar 10 juta jiwa.
"Artinya memang vaksinasi menumbuhkan pertumbuhan ekonomi sebuah negara termasuk Amerika, Korea Selatan, Vietnam, China, sudah melakukan percepatan vaksinasi," ungkapnya.
Vaksinasi diyakini akan terus mempercepat pemulihan ekonomi seluruh negara. Percepatan tersebut nantinya akan berdampak pada perbaikan ekonomi global.
"Kita ketahui, pertumbuhan ekonomi global akan membaik dibanding dengan tahun lalu contoh World Bank memperkirakan pertumbuhan di 2021 sebesar 4,0%, OECD 5,6% dan IMF 6,0%. Maka ini tentu menjadi kabar gembira," tutur dia.
Dia juga menambahkan, prediksi lembaga internasional ini menjelaskan kepada dunia bahwa perekonomian semakin membaik dengan adanya perkembangan program vaksin. Hingga saat ini semua negara mencoba mendorong percepatan dan pemerataan vaksinasi karena dianggap semakin merata.
"Dan banyak program vaksinasi sebuah negara ternyata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya vaksinasi kita bisa lihat beberapa negara Israel sudah 57%, kemudian Amerika sendiri 25%. Kemudian juga Bahrain, Chili, Turki. Kemudian Singapura saya kira ini luar biasa ya 26% dan India 6,3%," ujarnya.
Kepala Center Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman mengatakan, capaian itu menunjukkan Indonesia di kuartal pertama tahun ini masih tertinggal dibandingkan beberapa negara lain, salah satunya Vietnam.
"Jadi pertumbuhan ekonomi kuartal I masih terkontraksi, -0,74% artinya kita ketinggalan nih dari negara-negara lain. Di mana negara lain pada kuartal IV mereka masih terkontraksi, tetapi di kuartal I/2021 itu sudah mulai ekspansi pertumbuhannya, sementara Indonesia kan masih terkontraksi. Dengan Vietnam saja Indonesia masih kalah," ujar Rizal dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/5/2021).
Dia menuturkan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi ini tak lain dipengaruhi oleh percepatan program vaksinasi. Di berbagai negara, kata dia, program ini terus menerus dipercepat sementara di Indonesia baru mencapai 4,92% dari total jumlah penduduk atau baru sekitar 10 juta jiwa.
"Artinya memang vaksinasi menumbuhkan pertumbuhan ekonomi sebuah negara termasuk Amerika, Korea Selatan, Vietnam, China, sudah melakukan percepatan vaksinasi," ungkapnya.
Vaksinasi diyakini akan terus mempercepat pemulihan ekonomi seluruh negara. Percepatan tersebut nantinya akan berdampak pada perbaikan ekonomi global.
"Kita ketahui, pertumbuhan ekonomi global akan membaik dibanding dengan tahun lalu contoh World Bank memperkirakan pertumbuhan di 2021 sebesar 4,0%, OECD 5,6% dan IMF 6,0%. Maka ini tentu menjadi kabar gembira," tutur dia.
Dia juga menambahkan, prediksi lembaga internasional ini menjelaskan kepada dunia bahwa perekonomian semakin membaik dengan adanya perkembangan program vaksin. Hingga saat ini semua negara mencoba mendorong percepatan dan pemerataan vaksinasi karena dianggap semakin merata.
"Dan banyak program vaksinasi sebuah negara ternyata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya vaksinasi kita bisa lihat beberapa negara Israel sudah 57%, kemudian Amerika sendiri 25%. Kemudian juga Bahrain, Chili, Turki. Kemudian Singapura saya kira ini luar biasa ya 26% dan India 6,3%," ujarnya.
(fai)
tulis komentar anda