Daya Beli Membaik, Survei Membuktikan Konsumen RI Paling Pede dari 6 Negara ASEAN
Kamis, 20 Mei 2021 - 15:57 WIB
JAKARTA - Daya beli masyarakat perlahan mulai pulih, dimana Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat pembelian di dalam negeri memang mengalami peningkatan. Melihat indikator-indikator ekonomi, berbagai lembaga keuangan seperti IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar pada 4,5-5% tahun ini.
“Kajian Markplus yang dipublikasikan sebelumnya menunjukkan beberapa kategori produk digital, fesyen, kecantikan, makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah tangga banyak mengalami peningkatan,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Lebih lanjut Ia menerangkan, salah satu kunci utama pemulihan dan ketahanan ekonomi Indonesia terletak pada keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi.
“Dan dalam hal pemulihan ekonomi secara menyeluruh, Kementerian Perdagangan memfokuskan upayanya untuk menyediakan bahan makanan pokok dengan harga stabil dan mendampingi UMKM untuk meningkatkan kapasitasnya,” ujar Oke Nurwan
Faktor pendukung selain pengendalian Covid-19 dan vaksinasi yang mendorong perekonomian Indonesia menuju positif adalah konsumsi, produktivitas industri, dan ekspor-impor. “Perbaikan kegiatan industri bisa dilihat dari indeks PMI manufaktur menunjukkan angka 55,25% meningkat dari kuartal keempat 2020. Peningkatan juga merata di hampir seluruh komponen pembentuk indeks PMI manufaktur,” kata Oke Nurwan.
Selain pemerintah, IPSOS Indonesia juga telah melakukan survei di enam negara ASEAN Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. “Menariknya, di dua kali survei menunjukkan bahwa konsumen Indonesia yang paling optimis akan adanya pemulihan ekonomi dalam enam bulan ke depan,” ujar Managing Director IPSOS, Soeprapto Tan.
Pada survei pertama IPSOS di periode September 2020 optimisme konsumen Indonesia menunjukkan angka 75% dan survei kedua bulan Februari 2021 menunjukkan angka optimisme hingga 76%. Optimisme konsumen di Indonesia diyakini Soeprapto tumbuh salah satunya karena pemerintah memberikan stimulus ekonomi yang tepat selama pandemi.
“Saya kira program-program stimulus dan bantuan dana tunai yang dilakukan pemerintah ditambah program vaksinasi sangat berpengaruh dalam optimisme konsumen Indonesia,” jelasnya.
Masih dalam survei IPSOS, ada tiga kategori yang tergolong stabil dalam menyokong perekonomian Indonesia. Pertama adalah makanan dan minuman, kedua personal care, dan cleaning product. Selain itu kategori produk konsumsi seperti sektor pakaian, restoran dan cafe, serta travel.
“Ini memang sejalan dengan inisiatif Kemenparekraf yang mendorong agar industri hotel restoran dan cafe bergerak di masa pandemi ini,” pungkasnya.
“Kajian Markplus yang dipublikasikan sebelumnya menunjukkan beberapa kategori produk digital, fesyen, kecantikan, makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah tangga banyak mengalami peningkatan,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Lebih lanjut Ia menerangkan, salah satu kunci utama pemulihan dan ketahanan ekonomi Indonesia terletak pada keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi.
“Dan dalam hal pemulihan ekonomi secara menyeluruh, Kementerian Perdagangan memfokuskan upayanya untuk menyediakan bahan makanan pokok dengan harga stabil dan mendampingi UMKM untuk meningkatkan kapasitasnya,” ujar Oke Nurwan
Faktor pendukung selain pengendalian Covid-19 dan vaksinasi yang mendorong perekonomian Indonesia menuju positif adalah konsumsi, produktivitas industri, dan ekspor-impor. “Perbaikan kegiatan industri bisa dilihat dari indeks PMI manufaktur menunjukkan angka 55,25% meningkat dari kuartal keempat 2020. Peningkatan juga merata di hampir seluruh komponen pembentuk indeks PMI manufaktur,” kata Oke Nurwan.
Selain pemerintah, IPSOS Indonesia juga telah melakukan survei di enam negara ASEAN Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. “Menariknya, di dua kali survei menunjukkan bahwa konsumen Indonesia yang paling optimis akan adanya pemulihan ekonomi dalam enam bulan ke depan,” ujar Managing Director IPSOS, Soeprapto Tan.
Pada survei pertama IPSOS di periode September 2020 optimisme konsumen Indonesia menunjukkan angka 75% dan survei kedua bulan Februari 2021 menunjukkan angka optimisme hingga 76%. Optimisme konsumen di Indonesia diyakini Soeprapto tumbuh salah satunya karena pemerintah memberikan stimulus ekonomi yang tepat selama pandemi.
“Saya kira program-program stimulus dan bantuan dana tunai yang dilakukan pemerintah ditambah program vaksinasi sangat berpengaruh dalam optimisme konsumen Indonesia,” jelasnya.
Masih dalam survei IPSOS, ada tiga kategori yang tergolong stabil dalam menyokong perekonomian Indonesia. Pertama adalah makanan dan minuman, kedua personal care, dan cleaning product. Selain itu kategori produk konsumsi seperti sektor pakaian, restoran dan cafe, serta travel.
“Ini memang sejalan dengan inisiatif Kemenparekraf yang mendorong agar industri hotel restoran dan cafe bergerak di masa pandemi ini,” pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda