Konflik Israel-Palestina, Akankah Picu Guncangan Ekonomi?
Jum'at, 21 Mei 2021 - 21:25 WIB
JAKARTA - Konflik Israel dan Palestina beberapa hari lalu kian memanas dan belum menampakkan tanda-tanda akan berakhir. Di Indonesia, solidaritas untuk Palestina pun ikut menggema.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ebi Junaidi menilai, hingga sejauh ini konflik Israel dan Palestina tidak banyak berdampak bagi perekonomian Indonesia.
“Sejauh ini kalau dari sana mungkin tidak banyak ya, karena perdagangan kita dengan kedua negara malah sebenarnya dengan Israel kita nggak punya hubungan diplomatik,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (21/5/2021).
Menurut dia, berkaca pada krisis-krisis sebelumnya, mungkin ada pengaruh besar ketika Raja Arab Saudi memutuskan untuk menghentikan produksi minyak dan menjual ke negara-negara yang mendukung pendudukan Palestina. Namun, saat ini kondisi yang sama tidak terjadi.
“Kita kan tidak melihat solidaritas yang sampai level itu sekarang. Sehingga kalau dulu itu harga minyak langsung meroket, kali ini enggak. Jadi, kalau saat ini kita tidak melihat ada sesuatu yang signifikan untuk memengaruhi perekonomian internasional,” tuturnya.
Akan tetapi, lanjut Ebi, jika nanti terjadi eskalasi kemudian ditambah dengan adanya reaksi dan solidaritas yang lebih besar, hal itu tentu akan menimbulkan dampak yang signifikan.
“Kita tidak tahu eskalasinya akan berlanjut, ini kan sudah gencatan senjata ya. Kalau kemudian berlanjut dan terjadi eskalasi lalu ada reaksi dan solidaritas yang lebih besar, kemudian memacu terjadinya berbagai macam agenda ekonomi politik yang lebih global. Itu mungkin akan lebih signifikan,” paparnya.
Namun, lanjut dia, hal tersebut tidak akan memberikan dampak yang sangat besar hingga memengaruhi perekonomian. “Mungkin ada upaya boikot produk yang terkait dengan Israel atau yang men-support Israel, mungkin itu akan muncul. Akan tetapi, levelnya tidak sampai mengguncang ekonomi,” tandasnya.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ebi Junaidi menilai, hingga sejauh ini konflik Israel dan Palestina tidak banyak berdampak bagi perekonomian Indonesia.
“Sejauh ini kalau dari sana mungkin tidak banyak ya, karena perdagangan kita dengan kedua negara malah sebenarnya dengan Israel kita nggak punya hubungan diplomatik,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (21/5/2021).
Menurut dia, berkaca pada krisis-krisis sebelumnya, mungkin ada pengaruh besar ketika Raja Arab Saudi memutuskan untuk menghentikan produksi minyak dan menjual ke negara-negara yang mendukung pendudukan Palestina. Namun, saat ini kondisi yang sama tidak terjadi.
“Kita kan tidak melihat solidaritas yang sampai level itu sekarang. Sehingga kalau dulu itu harga minyak langsung meroket, kali ini enggak. Jadi, kalau saat ini kita tidak melihat ada sesuatu yang signifikan untuk memengaruhi perekonomian internasional,” tuturnya.
Akan tetapi, lanjut Ebi, jika nanti terjadi eskalasi kemudian ditambah dengan adanya reaksi dan solidaritas yang lebih besar, hal itu tentu akan menimbulkan dampak yang signifikan.
“Kita tidak tahu eskalasinya akan berlanjut, ini kan sudah gencatan senjata ya. Kalau kemudian berlanjut dan terjadi eskalasi lalu ada reaksi dan solidaritas yang lebih besar, kemudian memacu terjadinya berbagai macam agenda ekonomi politik yang lebih global. Itu mungkin akan lebih signifikan,” paparnya.
Namun, lanjut dia, hal tersebut tidak akan memberikan dampak yang sangat besar hingga memengaruhi perekonomian. “Mungkin ada upaya boikot produk yang terkait dengan Israel atau yang men-support Israel, mungkin itu akan muncul. Akan tetapi, levelnya tidak sampai mengguncang ekonomi,” tandasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda