Rupiah Males Bergerak Saat BI Beri Pelumas Ekonomi, Tapi Bank Belum Seirama
Senin, 24 Mei 2021 - 16:55 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan hari ini ditutup stagnan. Hal ini setelah, pelaku pasar memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih tetap mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini.
Mata uang Garuda pada akhir perdagangan, Senin (24/5) bertengger di level Rp.14.355 per USD atau tidak berubah dari perdagangan sebelumnya.
"BI mempertahankan suku bunga sambil menunggu komitmen perbankan baik perbankan plat merah maupun perbankan swasta untuk menurunkan suku bunga kredit lebih dalam lagi," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya, Senin (24/5/2021).
Ia menjelaskan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Mei 2021 pada 24-25 Mei. Konsensus pasar yang dihimpun para analis memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 3,5%.
"Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mengobrak-abrik perekonomian nasional, BI tidak tinggal diam. BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan 200 basis poin ke 3,5%. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka," ujarnya.
Selain itu, BI juga memberikan pelonggaran makroprudensial. Konsumen yang ingin mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tidak perlu menyiapkan uang muka, cukup bayar angsuran bulanan.
"Semua ini dilakukan untuk memberi 'pelumas' agar perekonomian Tanah Air bisa bergerak lebih mulus. Namun sepertinya perbankan belum bergerak dalam irama yang sama," tambahnya
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp.14.340 - Rp.14.380 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Mata uang Garuda pada akhir perdagangan, Senin (24/5) bertengger di level Rp.14.355 per USD atau tidak berubah dari perdagangan sebelumnya.
"BI mempertahankan suku bunga sambil menunggu komitmen perbankan baik perbankan plat merah maupun perbankan swasta untuk menurunkan suku bunga kredit lebih dalam lagi," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya, Senin (24/5/2021).
Ia menjelaskan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Mei 2021 pada 24-25 Mei. Konsensus pasar yang dihimpun para analis memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 3,5%.
"Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mengobrak-abrik perekonomian nasional, BI tidak tinggal diam. BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan 200 basis poin ke 3,5%. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka," ujarnya.
Selain itu, BI juga memberikan pelonggaran makroprudensial. Konsumen yang ingin mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tidak perlu menyiapkan uang muka, cukup bayar angsuran bulanan.
"Semua ini dilakukan untuk memberi 'pelumas' agar perekonomian Tanah Air bisa bergerak lebih mulus. Namun sepertinya perbankan belum bergerak dalam irama yang sama," tambahnya
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp.14.340 - Rp.14.380 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda