Gara-gara China, Harga Acuan Batu Bara di Juni ke Level Tertinggi Sejak 2018
Rabu, 02 Juni 2021 - 21:13 WIB
JAKARTA - Pergerakan Harga Batu bara Acuan (HBA) terus menguat dan melesat ke angka USD100,33 per ton pada bulan Juni 2021 atau naik USD10,59 per ton dibandingkan bulan Mei 2021, yaitu USD89,74 per ton. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak bulan November 2018, yaitu USD97,90 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM , Agung Pribadi mengungkapkan, tren kenaikan harga batu bara dalam dua bulan terakhir ini utamanya didorong oleh peningkatan permintaan dari China akibat periode musim hujan di negara tersebut, serta semakin tingginya harga domestik batu bara setempat.
"Kenaikan permintaan China untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (2/6/2021).
Agung melanjutkan, musim hujan ekstrim ikut memperketat kapasitas pasokan batu bara China. "Faktor ini yang memicu harga batu bara global ikut terimbas naik," ungkapnya.
Perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batu bara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Sebagai catatan, nilai HBA sejak tahun 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level USD 5,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari USD87,79 per ton, sempat turun di Maret USD84,47 per ton.
Sementara dalam dua bulan terakhir, HBA mengalami kenaikan, yaitu USD86,68 per ton di bulan April dan di bulan Mei sebesar USD89,74 per ton.
Sebagai informasi, perubahan HBA diakibatkan juga oleh faktor turunan supply dan faktor turunan demand. Untuk faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sedangkan untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Nilai HBA bulan Juni ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama sebulan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM , Agung Pribadi mengungkapkan, tren kenaikan harga batu bara dalam dua bulan terakhir ini utamanya didorong oleh peningkatan permintaan dari China akibat periode musim hujan di negara tersebut, serta semakin tingginya harga domestik batu bara setempat.
"Kenaikan permintaan China untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (2/6/2021).
Agung melanjutkan, musim hujan ekstrim ikut memperketat kapasitas pasokan batu bara China. "Faktor ini yang memicu harga batu bara global ikut terimbas naik," ungkapnya.
Perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batu bara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Sebagai catatan, nilai HBA sejak tahun 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level USD 5,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari USD87,79 per ton, sempat turun di Maret USD84,47 per ton.
Sementara dalam dua bulan terakhir, HBA mengalami kenaikan, yaitu USD86,68 per ton di bulan April dan di bulan Mei sebesar USD89,74 per ton.
Sebagai informasi, perubahan HBA diakibatkan juga oleh faktor turunan supply dan faktor turunan demand. Untuk faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sedangkan untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Nilai HBA bulan Juni ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama sebulan.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda