Hutama Karya Olah Sampah Sisa Makanan di Rest Area Tol Trans Sumatera
Kamis, 03 Juni 2021 - 21:53 WIB
JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mendaur ulang sampah sisa makanan di rest area Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Harapannya, upaya ini bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi penumpukan sampah organik.
Untuk menjalankan kegiatan ini, Hutama Karya melalui Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menggandeng dua start-up lokal yakni DIOOLA Indonesia dan REXIC. Keduanya merupakan sociopreneur berbasis pengelolaan sampah dan rehabilitasi lingkungan untuk mengelola limbah sampah organik berbasis zero waste.
(Baca juga:Hutama Karya Garap Proyek EPC Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga di Jatim)
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan program binaan start-up ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengurangi dan mendaur ulang kembali penumpukan sampah organik. “Sampah tersebut yang berasal dari sampah makanan sisa yang berada di sepanjang rest area JTTS dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan,” ujar Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/6/2021).
Program ini, kata Tjahjo, sejalan dengan arahan Kementerian BUMN untuk mendukung dan melakukan pembinaan ekonomi masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19 yang ditujukan untuk UMKM dan inkubasi start-up.
(Baca juga:Hutama Karya Optimalkan Layanan Operasional Tol Trans Sumatera)
Menurut Tjahjo, DIOOLA Indonesia dan REXIC merupakan finalis dari ajang Innovation Challenge dan Bussines Summit 2020 yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di mana Hutama Karya mendukung penuh kegiatan tersebut.
Dari 20 finalis kompetisi inovasi nasional bagi semua pelaku start-up pemula di Indonesia, Hutama Karya melirik kedua start-up tersebut untuk menjadi calon mitra binaan perusahaan. Ke depan, harapannya dapat berkolaborasi dalam berbagai program perusahaan. “Salah satunya berkaitan dengan kelangsungan bisnis yang mendukung peningkatan kelestarian lingkungan,” katanya.
(Baca juga:Jelang Idulfitri, Hutama Karya Bagikan Sembako ke Sejumlah Daerah)
Untuk menjalankan kegiatan ini, Hutama Karya melalui Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menggandeng dua start-up lokal yakni DIOOLA Indonesia dan REXIC. Keduanya merupakan sociopreneur berbasis pengelolaan sampah dan rehabilitasi lingkungan untuk mengelola limbah sampah organik berbasis zero waste.
(Baca juga:Hutama Karya Garap Proyek EPC Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga di Jatim)
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan program binaan start-up ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengurangi dan mendaur ulang kembali penumpukan sampah organik. “Sampah tersebut yang berasal dari sampah makanan sisa yang berada di sepanjang rest area JTTS dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan,” ujar Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/6/2021).
Program ini, kata Tjahjo, sejalan dengan arahan Kementerian BUMN untuk mendukung dan melakukan pembinaan ekonomi masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19 yang ditujukan untuk UMKM dan inkubasi start-up.
(Baca juga:Hutama Karya Optimalkan Layanan Operasional Tol Trans Sumatera)
Menurut Tjahjo, DIOOLA Indonesia dan REXIC merupakan finalis dari ajang Innovation Challenge dan Bussines Summit 2020 yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di mana Hutama Karya mendukung penuh kegiatan tersebut.
Dari 20 finalis kompetisi inovasi nasional bagi semua pelaku start-up pemula di Indonesia, Hutama Karya melirik kedua start-up tersebut untuk menjadi calon mitra binaan perusahaan. Ke depan, harapannya dapat berkolaborasi dalam berbagai program perusahaan. “Salah satunya berkaitan dengan kelangsungan bisnis yang mendukung peningkatan kelestarian lingkungan,” katanya.
(Baca juga:Jelang Idulfitri, Hutama Karya Bagikan Sembako ke Sejumlah Daerah)
tulis komentar anda