INKA Tawarkan Kereta Commuter ke Afrika Selatan, Ada 30 Proyek Besar Menanti
Jum'at, 04 Juni 2021 - 17:27 WIB
JAKARTA - PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA terus menjajaki pemasaran commuter train di Botswana, Afrika Selatan . Kali pemerintah dan manajemen perseroan tengah membahas pembiayaan yang melibatkan Islamic Development Bank.
Pembahasan tersebut ditandai dengan pertemuan antara Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan (merangkap Botswana, Aswatini, dan Lesotho), Salman Al Farisi dengan Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro. Dalam kesempatan itu, Salman menyebut, pemerintah sudah menindaklanjuti pemasaran commuter train ke Botswana, termasuk soal biaya.
"Sudah beberapa langkah pergerakan kita lakukan dan beberapa kali, kami menyampaikan secara virtual untuk membahas perihal menjajaki pembiayaan yang melibatkan Islamic Development Bank dalam konsultasi-konsultasi yang kita adakan,” ujar Salman seperti dikutip dalam laman website Kementerian BUMN, Jumat (4/6/2021).
INKA sendiri telah menjalin kerja sama dengan Democratic Republic of the Congo (DRC). Tercatat, ada proyek besar dalam 30 tahun ke depan tertera pada peta African Belt Economic Development (ABED).
Tujuan dari ABED adalah menghubungkan negara-negara network yang selama ini tidak bisa menjual dan tidak bisa mentransfer komoditas atau hasil-hasil mereka ke luar negeri. "INKA sendiri juga telah menjalin kerja sama dengan pemerintah DRC (Republik Demokratik Kongo), itu menjadi kesempatan bagus untuk INKA,” kata Budi.
Tak hanya itu, perseroan pelat merah juga berencana membangun pabrik di Benua Afrika untuk mendukung proyek transportasi yang ditargetkan berlangsung selama 30 tahun ke depan.
Manajemen mencatat, ada peluang pembangunan lintasan kereta api sepanjang 19.241 kilometer lintas negara di benua tersebut. Adapun, Inka melaporkan saat ini telah masuk ke dalam proyek pembangunan kereta api di tiga negara.
Pembahasan tersebut ditandai dengan pertemuan antara Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan (merangkap Botswana, Aswatini, dan Lesotho), Salman Al Farisi dengan Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro. Dalam kesempatan itu, Salman menyebut, pemerintah sudah menindaklanjuti pemasaran commuter train ke Botswana, termasuk soal biaya.
"Sudah beberapa langkah pergerakan kita lakukan dan beberapa kali, kami menyampaikan secara virtual untuk membahas perihal menjajaki pembiayaan yang melibatkan Islamic Development Bank dalam konsultasi-konsultasi yang kita adakan,” ujar Salman seperti dikutip dalam laman website Kementerian BUMN, Jumat (4/6/2021).
INKA sendiri telah menjalin kerja sama dengan Democratic Republic of the Congo (DRC). Tercatat, ada proyek besar dalam 30 tahun ke depan tertera pada peta African Belt Economic Development (ABED).
Tujuan dari ABED adalah menghubungkan negara-negara network yang selama ini tidak bisa menjual dan tidak bisa mentransfer komoditas atau hasil-hasil mereka ke luar negeri. "INKA sendiri juga telah menjalin kerja sama dengan pemerintah DRC (Republik Demokratik Kongo), itu menjadi kesempatan bagus untuk INKA,” kata Budi.
Tak hanya itu, perseroan pelat merah juga berencana membangun pabrik di Benua Afrika untuk mendukung proyek transportasi yang ditargetkan berlangsung selama 30 tahun ke depan.
Manajemen mencatat, ada peluang pembangunan lintasan kereta api sepanjang 19.241 kilometer lintas negara di benua tersebut. Adapun, Inka melaporkan saat ini telah masuk ke dalam proyek pembangunan kereta api di tiga negara.
(akr)
tulis komentar anda