Ekonomi AS dan China Menggeliat, Harga Minyak RI Terkerek ke USD65,49 per Barel
Senin, 07 Juni 2021 - 20:45 WIB
JAKARTA - Rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan Mei 2021 berdasarkan hasil perhitungan Formula ICP mencapai USD65,49 per barel atau naik sebesar USD3,53 per barel dari USD61,96 per barel pada April 2021. ICP SLC juga mengalami kenaikan sebesar USD3,58 per barel dari USD62,67 per barel menjadi USD66,25 per barel.
Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain membaiknya aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS), China dan sebagian Eropa. Kemudian pelonggaran aktivitas di Eropa dan Amerika, akselerasi program vaksinasi serta dimulainya summer driving season berkontribusi dalam peningkatan harga dan konsumsi minyak.
"Pemerintahan AS yang berpotensi membatalkan rencana penghapusan sanksi kepada Iran, berpotensi membatalkan rencana ekspor minyak mentah Iran," lanjut Tim Harga Minyak Indonesia melansir dari laman resmi Ditjen Migas, Senin (7/6/2021).
Selain itu, OPEC dalam laporan bulan Mei 2021 menyampaikan bahwa permintaan minyak tahun 2021 akan meningkat sebesar 5,95 juta bopd (6,6%) dibandingkan tahun 2020 seiring peningkatan permintaan China dan AS, yang disebabkan oleh konsumsi bahan bakar minyak AS yang positif dan vaksinasi di berbagai wilayah, serta asumsi kembali normalnya aktivitas di Timur Tengah dan Asia.
Faktor lain yang meningkatkan harga minyak dunia adalah tingkat kepatuhan anggota OPEC+ pada kuota pemotongan produksi mencapai 113%. "Energy Information Administration (EIA) dalam laporan bulan Mei 2021 memperkirakan bahwa produksi minyak mentah AS di tahun 2021 akan mengalami penurunan sebesar 290 ribu bopd menjadi 11,02 juta bopd," paparnya.
Tim Harga Minyak Indonesia juga melaporkan, penguatan pasar ekuitas dan melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang, terendah dalam empat bulan terakhir, membuat investor beralih pada investasi komoditas, termasuk minyak mentah.
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan minyak dari China menjelang berakhirnya periode pemeliharaan dan permintaan minyak yang solid dari Jepang, serta permintaan minyak India yang tetap kuat, terutama dari kilang-kilang pengolahan, walaupun terjadi peningkatan tajam kasus Covid-19.
Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain membaiknya aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS), China dan sebagian Eropa. Kemudian pelonggaran aktivitas di Eropa dan Amerika, akselerasi program vaksinasi serta dimulainya summer driving season berkontribusi dalam peningkatan harga dan konsumsi minyak.
"Pemerintahan AS yang berpotensi membatalkan rencana penghapusan sanksi kepada Iran, berpotensi membatalkan rencana ekspor minyak mentah Iran," lanjut Tim Harga Minyak Indonesia melansir dari laman resmi Ditjen Migas, Senin (7/6/2021).
Selain itu, OPEC dalam laporan bulan Mei 2021 menyampaikan bahwa permintaan minyak tahun 2021 akan meningkat sebesar 5,95 juta bopd (6,6%) dibandingkan tahun 2020 seiring peningkatan permintaan China dan AS, yang disebabkan oleh konsumsi bahan bakar minyak AS yang positif dan vaksinasi di berbagai wilayah, serta asumsi kembali normalnya aktivitas di Timur Tengah dan Asia.
Faktor lain yang meningkatkan harga minyak dunia adalah tingkat kepatuhan anggota OPEC+ pada kuota pemotongan produksi mencapai 113%. "Energy Information Administration (EIA) dalam laporan bulan Mei 2021 memperkirakan bahwa produksi minyak mentah AS di tahun 2021 akan mengalami penurunan sebesar 290 ribu bopd menjadi 11,02 juta bopd," paparnya.
Tim Harga Minyak Indonesia juga melaporkan, penguatan pasar ekuitas dan melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang, terendah dalam empat bulan terakhir, membuat investor beralih pada investasi komoditas, termasuk minyak mentah.
Baca Juga
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan minyak dari China menjelang berakhirnya periode pemeliharaan dan permintaan minyak yang solid dari Jepang, serta permintaan minyak India yang tetap kuat, terutama dari kilang-kilang pengolahan, walaupun terjadi peningkatan tajam kasus Covid-19.
Lihat Juga :
tulis komentar anda