Selama Lebaran, Produksi Sayuran Meningkat, Ekspor Tumbuh Positif
Senin, 25 Mei 2020 - 20:25 WIB
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menegaskan kondisi neraca perdagangan pertanian saat ini masih positif bila berbasis data BPS.
“Perdagangan internasional, adalah hal yang wajar, karena tiap negara punya keunggulan komparatif dan kondisi agroekologi wilayah dan iklim yang spesifik," tegasnya. “Yang harus kita jaga adalah, neraca dagangnya menguntungkan bagi kita," papar Kuntoro.
Sebagai informasi, neraca perdagangan komoditas pertanian dengan China tahun 2019 menunjukkan Indonesia melakukan ekspor senilai USD3,89 miliar dan impor senilai USD2,02 miliar. Dengan begitu di tahun 2019 Indonesia surplus senilai USD1,87 miliar dari China.
Sementara di periode Januari-Maret 2020, Indonesia mencatatkan surplus USD164 juta dari China untuk komoditas pertanian. Untuk volumenya, tahun 2019 sebesar 5.762.987 ton, naik 49,86% dibanding 2018. Khusus sektor hortikultura pun neracanya tumbuh positif hingga 8,25%
"Ini adalah dampak positif penguatan produksi dalam negeri dan membuka akses pasar ekspor yang dilakukan pemerintah. Produksi aneka sayuran 2019 mencapai 13,4 juta ton atau naik 2,67% dari sebelumnya. Kami sepakat bila inovasi dan upaya pemenuhan kebutuhan nasional, penting dilakukan simultan," katanya.
Pemerintah terus memacu sentra-sentra produksi baru berbasis keunggulan wilayah, agar produk pertanian mampu berkembang, menguntungkan petani dan memenuhi sendiri kebutuhan nasional, serta mengurangi ketergantungan impor.
“Perdagangan internasional, adalah hal yang wajar, karena tiap negara punya keunggulan komparatif dan kondisi agroekologi wilayah dan iklim yang spesifik," tegasnya. “Yang harus kita jaga adalah, neraca dagangnya menguntungkan bagi kita," papar Kuntoro.
Sebagai informasi, neraca perdagangan komoditas pertanian dengan China tahun 2019 menunjukkan Indonesia melakukan ekspor senilai USD3,89 miliar dan impor senilai USD2,02 miliar. Dengan begitu di tahun 2019 Indonesia surplus senilai USD1,87 miliar dari China.
Sementara di periode Januari-Maret 2020, Indonesia mencatatkan surplus USD164 juta dari China untuk komoditas pertanian. Untuk volumenya, tahun 2019 sebesar 5.762.987 ton, naik 49,86% dibanding 2018. Khusus sektor hortikultura pun neracanya tumbuh positif hingga 8,25%
"Ini adalah dampak positif penguatan produksi dalam negeri dan membuka akses pasar ekspor yang dilakukan pemerintah. Produksi aneka sayuran 2019 mencapai 13,4 juta ton atau naik 2,67% dari sebelumnya. Kami sepakat bila inovasi dan upaya pemenuhan kebutuhan nasional, penting dilakukan simultan," katanya.
Pemerintah terus memacu sentra-sentra produksi baru berbasis keunggulan wilayah, agar produk pertanian mampu berkembang, menguntungkan petani dan memenuhi sendiri kebutuhan nasional, serta mengurangi ketergantungan impor.
(fai)
tulis komentar anda