Imbas Ledakan Kasus Covid, Rupiah Rawan Longsor
Kamis, 17 Juni 2021 - 08:48 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah bisa tertekan lagi terhadap dolar AS karena kebijakan Bank Sentral AS yang memutuskan untuk meningkatkan suku bunga. Dampaknya, dolar AS dan yield obligasi Bank Sentral AS menguat karena hal tersebut.
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan Bank sentral AS mempercepat proyeksi kenaikan tingkat suku bunga acuan the Fed yang terlihat berpotensi naik 50 basis poin di tahun 2023. Padahal sebelumnya The Fed memperkirakan baru akan terjadi kenaikan di 2024.
"The Fed juga menaikan proyeksi inflasi AS tahun 2021 ini menjadi 3,1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 2,2%, berdasarkan indikator Core PCE Inflation," kata Ariston di Jakarta, Kamis (17/6/2021).
Dari dalam negri, kenaikan kasus Covid-19 belakangan ini masih berpotensi menjadi momok yang menekan rupiah.
Hari ini Bank Indonesia akan merilis hasil rapat kebijakan moneternya, yang kemungkinan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunganya untuk mengimbangi potensi tapering dari the Fed. "Rupiah berpotensi melemah ke arah 14270, dengan potensi support di kisaran 14200," tandas dia.
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan Bank sentral AS mempercepat proyeksi kenaikan tingkat suku bunga acuan the Fed yang terlihat berpotensi naik 50 basis poin di tahun 2023. Padahal sebelumnya The Fed memperkirakan baru akan terjadi kenaikan di 2024.
"The Fed juga menaikan proyeksi inflasi AS tahun 2021 ini menjadi 3,1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 2,2%, berdasarkan indikator Core PCE Inflation," kata Ariston di Jakarta, Kamis (17/6/2021).
Dari dalam negri, kenaikan kasus Covid-19 belakangan ini masih berpotensi menjadi momok yang menekan rupiah.
Hari ini Bank Indonesia akan merilis hasil rapat kebijakan moneternya, yang kemungkinan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunganya untuk mengimbangi potensi tapering dari the Fed. "Rupiah berpotensi melemah ke arah 14270, dengan potensi support di kisaran 14200," tandas dia.
(nng)
tulis komentar anda