Benarkah Pandemi RI Berakhir Tiga Tahun Lagi? Ini Jawaban Ahli Virus

Senin, 28 Juni 2021 - 13:50 WIB
Ilustrasi pemakaman covid-19. FOTO/SINDOnews
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menerangkan Indonesia punya harapan pandemi Covid-19 bisa selesai dalam kurun waktu 3 tahun. Hal itu bisa terlaksana dengan kerjasama masyarakat umum dan pemerintahan.

“Sejauh ini pandemi tidak ada yang tidak selesai. Paling lama pandemi itu durasinya kurang lebih 4 tahunan jika melihat 100 tahun yang lalu. Saat ini kita punya harapan pandemi dapat selesai tidak selama itu. Setidaknya 3 tahun paling cepat,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Senin (28/6/2021).





Dicky mengatakan, jalannya program vaksinasi yang tengah berlangsung dan didukung dengan pelayanan kesehatan yang lebih modern, tetap memerlukan waktu untuk mencapai tingkat yang dianggap sudah memadai dalam menekan laju penyebaran Covid-19. Terkait hal itu, kata Dicky, diperlukan peran dari semua pihak baik masyarakat umum maupun pemerintahan untuk selalu mendasarkan segala respon dari pandemi Covid-19 ini berbasis ilmiah.

“Basis ilmiah itu seperti anjuran 3T, 3M, dan vaksinasi. Semua anjuran itu dipatuhi. Adapun upaya lainnya seperti lockdown atau upaya lainnya, kita harus serahkan kepada pemerintah. Sebab pemerintah itu terdiri dari banyak lembaga yang terus akan melakukan pemantauan,” terangnya.



Menurutnya, jika seluruh masyarakat tidak mendukung program pemerintah, suasana akan jauh lebih kacau. Oleh karena itu, ia meminta supaya masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi pada informasi yang tidak jelas sumbernya seperti masih menganggap bahwa Covid-19 tidak ada. “Masyarakat cukup fokus dengan sumber yang terpercaya dimana sudah banyak lembaga ataupun pihak kredibel dibidangnya dalam memberikan informasi valid. Pihak-pihak tersebut dapat dipercaya sebab berlandaskan dari pengalaman pendidikan, dan institusi resmi,” ucapnya.

Selanjutnya, ia menekankan, masyarakat jangan mudah menyebarluaskan informasi yang belum dibuktikan kebenarannya. Sebab hal tersebut dapat memicu orang semakin abai, serta mampu mencederai orang-orang yang terpapar bahkan menyebabkan seseorang kehilangan nyawa. “Setiap orang harus memiliki sikap kepekaan terhadap situasi kritis dan juga empati. Semoga dengan gerakan bersama ini akan mengurangi jumlah kasus Covid-19,” tutupnya.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More