Public Expose Bukalapak, Mantan Menristek hingga Putri Gus Dur Yenny Wahid Jadi Komisaris

Jum'at, 09 Juli 2021 - 11:08 WIB
Ilustrasi. FOTO/IST
JAKARTA - Perusahaan e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk hari ini melaksanakan paparan publik (public expose) dalam rangka penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam public expose tersebut, Bukalapak memperkenalkan jajaran komisaris dan direksinya.

Terdapat beberapa tokoh dalam jajaran komisaris, seperti Presiden Komisaris sekaligus Komisaris Independen yaitu mantan Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dan juga putri Presiden ke-4 RI, Zannuba Arifah atau biasa dikenal dengan nama Yenny Wahid.

Baca Juga: Bidik Dana Segar Rp22 Triliun, Harga IPO Bukalapak Rp750-850 per Saham

Di posisi direksi, Presiden Direktur dijabat oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin, dan tiga direktur lainnya yaitu Teddy Nuryanto Oetomo, Willix Halim, dan Natalia Firmansyah. Adapun bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek Bukalapak yaitu Mandiri Sekuritas dan Buana Capital Sekuritas, serta sebagai Penjamin Emisi Bukalapak yaitu UBS Sekuritas Indonesia dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia

Presiden Direktur Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin mengatakan, IPO Bukalapak merupakan sebuah tonggak sejarah bagi industri teknologi dan pasar modal di Indonesia, dimana untuk pertama kalinya sebuah perusahaan startup teknologi unicorn akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan sahamnya dapat dimiliki oleh masyarakat luas.



"Karena selama ini Bukalapak lebih dikenal sebagai aplikasi dan bukan sebagai perusahaan, jadi hari ini saya mohon izin untuk memperkenalkan PT Bukalapak.com Tbk," ujar Rachmat dalam public expose Bukalapak, Jumat (9/7/2021).

Rachmat menambahkan, Bukalapak didirikan 11 tahun lalu secara sederhana tetapi dengan mimpi dan visi yang besar walaupun dimulai dari kamar kost kecil dengan modal Rp80.000. Bukalapak didirikan dengan mimpi untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui teknologi.

"Kami bermimpi setiap orang bisa punya akses jual beli yang adil dan merata, kami ingin membantu terciptanya affair economy for all," kata dia.

Bukalapak menyadari bahwa masalah yang dihadapi UMKM Indonesia itu sangat kompleks dan beragam, dimana banyak UMKM yang sulit berkembang karena tidak memiliki akses terhadap permodalan dan layanan jasa keuangan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More