Sebut Penimbun Obat Engga Punya Akhlak, Erick Thohir: Ambil Untung Saat Rakyat Susah
Jum'at, 30 Juli 2021 - 20:38 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN, Erick Thohir mengecam keras tindakan oknum yang melakukan penimbunan obat anti parasit. Tindakan tersebut dinilai tidak berakhlak, sebab mengambil keuntungan di atas penderitaan rakyat saat Pandemi Covid-19.
"Tentu, sebagai hal penting juga, sebagai catatan jangan lah pada saat rakyat susah ini penimbun obat ini tidak punya akhlak," ujar Erick, Jumat (30/7/2021).
Dia berharap, para penimbun obat sadar diri dan menjaga kesatuan untuk sama-sama menangani pandemi Covid-19. Dengan begitu, pemulihan kesehatan dan ekonomi perlahan membaik
"Harapkan juga mereka sebagai kesatuan, karena ini benar rakyat sedang susah, kita harus suport mereka supaya kembali ekonomi kita bisa bergerak, tentu kesehatan kita jaga," katanya.
Mantan Bos Inter Milan itu mencatat, sejak awal pandemi di Indonesia, perusahaan pelat merah sudah ambil bagian untuk mengurangi beban masyarakat. Kontribusi yang diberikan perseroan baik di sektor kesehatan hingga bantuan sosial lainnya.
Misalnya, BUMN bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan pembangunan Wisma Atlet, rumah sakit (RS) modular. Selanjutnya, memberikan obat-obatan gratis hingga diskon listrik.
"Ya, kita harus lihat, kalau PLN itu kemarin membagi atau mensupport listrik gratis. Ada juga sekarang sudah perbaikan diskon listrik. Belum lagi ada di Tim Telkom kita yang memberikan yang namanya pulsa gratis dan mendukung daripada program Menteri pendidikan," kata dia.
Meski demikian, Erick mengakui masih ada tantangan lain yang dihadapi perusahaan negara saat ini. Tantangan tersebut adalah realokasi corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan.
"Ya, kembali, BUMN selalu dikaitkan dengan CSR-nya. Nah, CSR kita sekarang harus tepat, ya tentu CSR yang tadinya berbagai macam, A, B, C, D, F, G dan lainnya, sekarang kita fokus di tiga hal, satu kesehatan, kedua pendidikan, ketiga yang namanya tentu kehijauan. Jadi membantu lingkungan hidup lah, karena ini menjadi pokok terpenting juga, nah kita harus refocusing kesini," ungkap dia.
"Tentu, sebagai hal penting juga, sebagai catatan jangan lah pada saat rakyat susah ini penimbun obat ini tidak punya akhlak," ujar Erick, Jumat (30/7/2021).
Dia berharap, para penimbun obat sadar diri dan menjaga kesatuan untuk sama-sama menangani pandemi Covid-19. Dengan begitu, pemulihan kesehatan dan ekonomi perlahan membaik
"Harapkan juga mereka sebagai kesatuan, karena ini benar rakyat sedang susah, kita harus suport mereka supaya kembali ekonomi kita bisa bergerak, tentu kesehatan kita jaga," katanya.
Mantan Bos Inter Milan itu mencatat, sejak awal pandemi di Indonesia, perusahaan pelat merah sudah ambil bagian untuk mengurangi beban masyarakat. Kontribusi yang diberikan perseroan baik di sektor kesehatan hingga bantuan sosial lainnya.
Misalnya, BUMN bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan pembangunan Wisma Atlet, rumah sakit (RS) modular. Selanjutnya, memberikan obat-obatan gratis hingga diskon listrik.
"Ya, kita harus lihat, kalau PLN itu kemarin membagi atau mensupport listrik gratis. Ada juga sekarang sudah perbaikan diskon listrik. Belum lagi ada di Tim Telkom kita yang memberikan yang namanya pulsa gratis dan mendukung daripada program Menteri pendidikan," kata dia.
Meski demikian, Erick mengakui masih ada tantangan lain yang dihadapi perusahaan negara saat ini. Tantangan tersebut adalah realokasi corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan.
"Ya, kembali, BUMN selalu dikaitkan dengan CSR-nya. Nah, CSR kita sekarang harus tepat, ya tentu CSR yang tadinya berbagai macam, A, B, C, D, F, G dan lainnya, sekarang kita fokus di tiga hal, satu kesehatan, kedua pendidikan, ketiga yang namanya tentu kehijauan. Jadi membantu lingkungan hidup lah, karena ini menjadi pokok terpenting juga, nah kita harus refocusing kesini," ungkap dia.
(akr)
tulis komentar anda