Sri Mulyani Curhat Pendalaman Pasar Keuangan RI Lebih Rendah dari Malaysia
Selasa, 03 Agustus 2021 - 12:36 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pendalaman pasar keuangan Indonesia masih rendah dibandingkan potensinya. Bahkan juga lebih rendah dibandingkan negara yang tergabung dalam ASEAN 5.
"Kita masih rendah dari Malaysia, Singapura dan Filipina," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (3/8/2021).
Inklusi keuangan sejatinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan dan stabilitas sektor keuangan. Sayangnya, sektor keuangan Indonesia masih rendah.
Lanjutnya, untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif, sangat diperlukan peningkatan literasi keuangan di masyarakat. Upaya meningkatkan tingkat literasi keuangan bukan menjadi tugas satu atau dua pihak saja.
Hal ini menurut Mantan Direktur Bank Dunia itu merupakan tugas semua otoritas, dan perlu melibatkan semua stakeholders, termasuk generasi muda dan masyarakat. "Pemerintah akan terus mengembangkan instrumen inovatif lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan," ungkapnya.
Selain untuk mewujudkan sektor keuangan Indonesia yang inklusif, partisipasi generasi muda dan masyarakat dalam berinvestasi dapat mendorong kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan di Indonesia dan menjadi penunjang stabilitas sektor keuangan yang lebih kuat.
"Like It merupakan series kegiatan literasi yang diinisiasi dengan kolaborasi bersama dan diselenggarakan secara bergantian oleh FKPPPK. Series literasi ini akan memberikan pemahaman mengenai produk atau investasi di surat berharga negara, produk pasar modal serta bagaimana mengelola keuangan secara bijak," tandasnya.
"Kita masih rendah dari Malaysia, Singapura dan Filipina," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (3/8/2021).
Inklusi keuangan sejatinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan dan stabilitas sektor keuangan. Sayangnya, sektor keuangan Indonesia masih rendah.
Lanjutnya, untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif, sangat diperlukan peningkatan literasi keuangan di masyarakat. Upaya meningkatkan tingkat literasi keuangan bukan menjadi tugas satu atau dua pihak saja.
Hal ini menurut Mantan Direktur Bank Dunia itu merupakan tugas semua otoritas, dan perlu melibatkan semua stakeholders, termasuk generasi muda dan masyarakat. "Pemerintah akan terus mengembangkan instrumen inovatif lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan," ungkapnya.
Baca Juga
Selain untuk mewujudkan sektor keuangan Indonesia yang inklusif, partisipasi generasi muda dan masyarakat dalam berinvestasi dapat mendorong kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan di Indonesia dan menjadi penunjang stabilitas sektor keuangan yang lebih kuat.
"Like It merupakan series kegiatan literasi yang diinisiasi dengan kolaborasi bersama dan diselenggarakan secara bergantian oleh FKPPPK. Series literasi ini akan memberikan pemahaman mengenai produk atau investasi di surat berharga negara, produk pasar modal serta bagaimana mengelola keuangan secara bijak," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda