Jokowi Minta Pasar Modal Pertahankan Catatan Positif
Selasa, 10 Agustus 2021 - 11:50 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepada Self-Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal Indonesia untuk terus mempertahankan capaian positif hingga saat ini.
Jokowi menilai, pasar modal Indonesia memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik. Dia menyontohkan ketika memasuki masa pandemi Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahun lalu, di mana nilai transaksi harian di Bursa justru meningkat di kisaran Rp7,5 triliun sampai Rp8 triliun. Bahkan, setelah PSBB kedua berakhir nilai transaksi harian mencapai Rp13,1 triliun.
"Momentum ini harus terus dijaga, peningkatan kepercayaan pada pasar modal Indonesia harus menjadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk produktivitas dan kualitas pelayanan harus diperbaiki, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan, dan ekosistem ekonomi nasional harus sama-sama kita perbaiki," ujar Jokowi dalam acara Seremoni Pembukaan Perdagangan dan Konferensi Pers dalam Rangka 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia secara virtual, Selasa (10/8/2021).
Pada kesempatan tersebut, mantan gubernur DKI Jakarta ini menyambut baik sejumlah catatan positif yang ditorehkan Pasar Modal Indonesia, mulai dari kenaikan jumlah investor yang melesat dalam beberapa tahun belakangan.
"Saya mendengar kabar baik dari pasar modal, pasar modal Indonesia juga mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan, sampai Juli 2021 meningkat 50,04 persen, naik lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2017. Yang saya senang adalah peningkatan investor di pasar modal didominasi investor domestik, didominasi kaum milenial. Kenaikan jumlah investor ini akan berkontribusi untuk menahan tekanan pasar," paparnya.
Jokowi turut mengapresiasi jumlah perusahaan yang melaksanakan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang tidak menurun meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Selama pandemi jumlah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa tidak menurun, jumlah IPO-nya tetap tertinggi di ASEAN, sampai akhir Juli 2021 tercatat ada 27 IPO baru. Capaian yang baik ini telah dicapai selama empat tahun berturut-turut," jelas dia.
Meskipun menorehkan berbagai catatan positif, Jokowi menekankan pentingnya kewaspadaan di kuartal III/2021 yang disebutnya kondisi perekonomian akan lebih berat.
Dia menyebut penyebaran Covid-19 varian Delta pada awal Juli telah memaksa negara untuk memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak pada ekonomi nasional dan ini patut diwaspadai termasuk dari pasar modal.
Jokowi menilai, pasar modal Indonesia memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik. Dia menyontohkan ketika memasuki masa pandemi Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahun lalu, di mana nilai transaksi harian di Bursa justru meningkat di kisaran Rp7,5 triliun sampai Rp8 triliun. Bahkan, setelah PSBB kedua berakhir nilai transaksi harian mencapai Rp13,1 triliun.
"Momentum ini harus terus dijaga, peningkatan kepercayaan pada pasar modal Indonesia harus menjadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk produktivitas dan kualitas pelayanan harus diperbaiki, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan, dan ekosistem ekonomi nasional harus sama-sama kita perbaiki," ujar Jokowi dalam acara Seremoni Pembukaan Perdagangan dan Konferensi Pers dalam Rangka 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia secara virtual, Selasa (10/8/2021).
Pada kesempatan tersebut, mantan gubernur DKI Jakarta ini menyambut baik sejumlah catatan positif yang ditorehkan Pasar Modal Indonesia, mulai dari kenaikan jumlah investor yang melesat dalam beberapa tahun belakangan.
"Saya mendengar kabar baik dari pasar modal, pasar modal Indonesia juga mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan, sampai Juli 2021 meningkat 50,04 persen, naik lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2017. Yang saya senang adalah peningkatan investor di pasar modal didominasi investor domestik, didominasi kaum milenial. Kenaikan jumlah investor ini akan berkontribusi untuk menahan tekanan pasar," paparnya.
Jokowi turut mengapresiasi jumlah perusahaan yang melaksanakan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang tidak menurun meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Selama pandemi jumlah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa tidak menurun, jumlah IPO-nya tetap tertinggi di ASEAN, sampai akhir Juli 2021 tercatat ada 27 IPO baru. Capaian yang baik ini telah dicapai selama empat tahun berturut-turut," jelas dia.
Meskipun menorehkan berbagai catatan positif, Jokowi menekankan pentingnya kewaspadaan di kuartal III/2021 yang disebutnya kondisi perekonomian akan lebih berat.
Dia menyebut penyebaran Covid-19 varian Delta pada awal Juli telah memaksa negara untuk memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak pada ekonomi nasional dan ini patut diwaspadai termasuk dari pasar modal.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda