Kongres Diaspora, Direktur Bank Dunia Soroti Ketimpangan Vaksinasi di Sejumlah Negara

Sabtu, 14 Agustus 2021 - 15:00 WIB
Mari Elka Pangestu. Foto/Ist
JAKARTA - Direktur Pelaksana Bank Dunia , Mari Elka Pangestu mengungkapkan bahwa tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia sudah terlihat sejalan dengan percepatan vaksinasi dan stimulus pemerintah dari negara-negara di seluruh dunia. Mantan Menteri Perdagangan RI era presiden SBY itu menyebut vaksinasi dan stimulus menjadi kunci utama dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Apa yang menjadi proyeksi ke depan memang sudah ada tanda-tanda pemulihan, bahkan proyeksi ekonomi dunia juga tengah mengalami pemulihan pesat terutama didorong oleh Amerika Serikat (AS) dengan program stimulusnya yang besar dan tingkat vaksinasi yang tinggi, serta didorong pertumbuhan di China," kata Mari dalam Congress of Indonesian Diaspora (CID) 'Peranan Diaspora dalam Pembangunan Bangsa' secara virtual, Sabtu (14/8/2021).





Mari menyoroti betapa besar pengaruh percepatan vaksinasi dan stimulus untuk meminimalisir dampak ekonomi. "Kunci utamanya adalah tingkat vaksinasi dan juga seberapa jauh stimulus itu bisa dijalankan di masing-masing negara," tandasnya.

Di sisi lain, kerjasama global antar-negara untuk memastikan sisi supply-demand dari vaksin perlu dilakukan. "Saya hanya ingin menyampaikan bahwa global cooperation dalam sisi ketersediaan dari negara maju ke negara berkembang perlu dilakukan," ujar Mari sembari berujar bahwa produsen vaksin masih terkonsentrasi di negara maju.

Diketahui, Indonesia menargetkan lebih dari 200 juta populasi penduduk untuk divaksin dengan target rata-rata 1-2 juta dosis suntikan per hari di beberapa wilayah yang menjadi prioritas.

Mari Elka yang merupakan ekonom senior lulusan Universitas California ini lantas menyoroti ketimpangan vaksinasi di sejumlah negara. "Saat ini di Afrika hanya 1 persen dibanding di negara maju, dan produksi juga masih terkonsentrasi di negara maju," tuturnya.

Dari sisi permintaan (demand-side), Mari menuturkan 'negara harus siap menerima pasokan vaksin secara rutin', sembari mempertimbangkan faktor-faktor kesiapan lainnya seperti persoalan imunitas dari tenaga kesehatan, pelatihan pekerja, dan pendekatan vaksinasi ke masyarakat.

"Dua hal yang paling besar pengaruhnya adalah kecukupan dari tenaga medis untuk melakukan vaksinasi dan komunikasi dari negara dan komunitas ke masyarakat," kata wanita yang juga pernah menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More