Kado HUT RI ke-76, Lapangan Sidayu dan Banyu Urip Sumbang Tambahan Produksi Migas
Kamis, 19 Agustus 2021 - 05:43 WIB
Sesuai dengan POD, setelah kerja ulang Sumur Sidayu – 4V masih terdapat tambahan 2 (dua) pekerjaan lanjutan yaitu kerja ulang Re-entry Sumur SID – 3ST dan pengeboran Sumur SD – 1. Produksi awal dari 3 (tiga) sumur Lapangan Sidayu tersebut ditargetkan mencapai sekitar 7.000 BOPD untuk minyak dan 3,9 MMSCFD untuk gas.
Produksi dari Lapangan Sidayu akan terhubung dengan fasilitas produksi lepas pantai di Well Head Platform – B (WHP-B) dan Compression Processing Platform (CPP) melalui pipa bawah laut.
Sementara di Wilayah Kerja Banyu Urip, peningkatan produksi juga berhasil dilakukan di WK Banyu Urip yang dikelola KKKS ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). Kegiatan perawatan sumur di Sumur B01 dan C02 yang berlokasi di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur dilaporkan berhasil menambah produksi hidrokarbon sebesar 8.000 BOPD.
Pekerjaan perawatan sumur Gas Shut Off di Sumur B01 dan Acid Wash C02 merupakan bagian dari Plan of Development (POD) Lapangan Banyu Urip.
Surya memaparkan, pekerjaan perawatan sumur Gas Shut Off di Sumur B01 dilakukan selama 21 (dua puluh satu) hari dimulai sejak tanggal 11 Juni 2021 sampai dengan 1 Juli 2021. Prinsip kerja pekerjaan Gas Shut Off adalah mengurangi rasio produksi gas dengan menutup zona gas menggunakan casing patch.
"Adanya penurunan gas terproduksi dapat mengoptimalkan produksi minyak maupun kapasitas fasilitas produksi. Hasil tes produksi sebelum Gas Shut Off adalah sebesar 7.000 BOPD dan 17 MMSCFD, sedangkan setelah Gas Shut Off adalah sebesar 10.000 BOPD dan 4 MMSCFD," paparnya.
Pekerjaan perawatan sumur Acid Wash di Sumur C02 dilakukan selama 13 (tiga belas) hari dimulai sejak tanggal 7 Juli 2021 sampai dengan 19 Juli 2021. Prinsip kerja pekerjaan Acid Wash adalah melakukan pengasaman terhadap zona produksi dan peralatan downhole untuk mengurangi terbentuknya scale.
Hasil tes produksi sebelum Acid Wash adalah sebesar 4.500 BOPD dan 1,5 MMSCFD, sedangkan setelah Acid Wash adalah sebesar 9.500 BOPD dan 3,5 MMSCFD. Tingkat produksi puncak lapangan Banyu Urip telah berlangsung selama 5 tahun atau 3 tahun lebih lama dari estimasi POD awal.
Selain itu, tingkat produksi minyak saat puncak juga sekitar 30 persen lebih tinggi dari rencana tingkat produksi POD awal. Sesuai dengan karakteristik alamiah reservoir, Lapangan Banyu Urip juga mengalami penurunan laju produksi yang diindikasikan dengan peningkatan rasio air, rasio gas serta terjadinya scale di beberapa sumur-sumur produksi.
Produksi dari Lapangan Sidayu akan terhubung dengan fasilitas produksi lepas pantai di Well Head Platform – B (WHP-B) dan Compression Processing Platform (CPP) melalui pipa bawah laut.
Sementara di Wilayah Kerja Banyu Urip, peningkatan produksi juga berhasil dilakukan di WK Banyu Urip yang dikelola KKKS ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). Kegiatan perawatan sumur di Sumur B01 dan C02 yang berlokasi di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur dilaporkan berhasil menambah produksi hidrokarbon sebesar 8.000 BOPD.
Pekerjaan perawatan sumur Gas Shut Off di Sumur B01 dan Acid Wash C02 merupakan bagian dari Plan of Development (POD) Lapangan Banyu Urip.
Surya memaparkan, pekerjaan perawatan sumur Gas Shut Off di Sumur B01 dilakukan selama 21 (dua puluh satu) hari dimulai sejak tanggal 11 Juni 2021 sampai dengan 1 Juli 2021. Prinsip kerja pekerjaan Gas Shut Off adalah mengurangi rasio produksi gas dengan menutup zona gas menggunakan casing patch.
"Adanya penurunan gas terproduksi dapat mengoptimalkan produksi minyak maupun kapasitas fasilitas produksi. Hasil tes produksi sebelum Gas Shut Off adalah sebesar 7.000 BOPD dan 17 MMSCFD, sedangkan setelah Gas Shut Off adalah sebesar 10.000 BOPD dan 4 MMSCFD," paparnya.
Pekerjaan perawatan sumur Acid Wash di Sumur C02 dilakukan selama 13 (tiga belas) hari dimulai sejak tanggal 7 Juli 2021 sampai dengan 19 Juli 2021. Prinsip kerja pekerjaan Acid Wash adalah melakukan pengasaman terhadap zona produksi dan peralatan downhole untuk mengurangi terbentuknya scale.
Hasil tes produksi sebelum Acid Wash adalah sebesar 4.500 BOPD dan 1,5 MMSCFD, sedangkan setelah Acid Wash adalah sebesar 9.500 BOPD dan 3,5 MMSCFD. Tingkat produksi puncak lapangan Banyu Urip telah berlangsung selama 5 tahun atau 3 tahun lebih lama dari estimasi POD awal.
Selain itu, tingkat produksi minyak saat puncak juga sekitar 30 persen lebih tinggi dari rencana tingkat produksi POD awal. Sesuai dengan karakteristik alamiah reservoir, Lapangan Banyu Urip juga mengalami penurunan laju produksi yang diindikasikan dengan peningkatan rasio air, rasio gas serta terjadinya scale di beberapa sumur-sumur produksi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda