Aktivitas Konsumsi Lesu, Rupiah pun Loyo Terhadap Dolar
Kamis, 19 Agustus 2021 - 16:58 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 30 poin ke level Rp14.402 atas d olar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini. Melemahnya mata uang garuda didorong oleh aktivitas konsumsi masyarakat yang lesu akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang lebih ketat sejak awal bulan lalu.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, walaupun data pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua di 7,07%, namun memasuki bulan Juli-Agustus sudah terjadi stagnasi ekonomi dan ini bisa dilihat dari daya beli (konsumsi) masyarakat yang masih lambat.
“Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan ritel pada Juli 2021 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif 6,2% (YoY),” ujar Ibrahim, Kamis (19/8/2021).
Oleh karena itu, dibutuhkan "rangsangan" untuk menopang gairah perekonomian nasional yang lesu akibat PPKM. Lebih lanjut, ia menyampaikan BI tetap berkomitmen menjaga kecukupan likuiditas di perekonomian nasional.
Langkah itu dilakukan dengan injeksi likuiditas atau quantitative easing. Oleh karena itu dalam rapat dewan gubernur, Bank Indonesia memutuskan menahan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/BI 7DRR) sebesar 3,5% pada Agustus 2021.
“Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap 2,75 % dan 4,25%,” tambahnya.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.390 - Rp14.420.
Lihat Juga: Wapres Ma'ruf soal Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Melemah: Intervensi Terus Dilakukan
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, walaupun data pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua di 7,07%, namun memasuki bulan Juli-Agustus sudah terjadi stagnasi ekonomi dan ini bisa dilihat dari daya beli (konsumsi) masyarakat yang masih lambat.
Baca Juga
“Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan ritel pada Juli 2021 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif 6,2% (YoY),” ujar Ibrahim, Kamis (19/8/2021).
Oleh karena itu, dibutuhkan "rangsangan" untuk menopang gairah perekonomian nasional yang lesu akibat PPKM. Lebih lanjut, ia menyampaikan BI tetap berkomitmen menjaga kecukupan likuiditas di perekonomian nasional.
Langkah itu dilakukan dengan injeksi likuiditas atau quantitative easing. Oleh karena itu dalam rapat dewan gubernur, Bank Indonesia memutuskan menahan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/BI 7DRR) sebesar 3,5% pada Agustus 2021.
“Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap 2,75 % dan 4,25%,” tambahnya.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.390 - Rp14.420.
Lihat Juga: Wapres Ma'ruf soal Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Melemah: Intervensi Terus Dilakukan
(uka)
tulis komentar anda