Mengulik Jejak PT PAL Membangun Kapal Selam Sejak 2013
Senin, 23 Agustus 2021 - 17:34 WIB
JAKARTA - Indonesia kian memperkuat alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia ( Alutsista TNI ), khususnya kapal selam . Tercatat, pemerintah melalui BUMN Industri Pertahanan, PT PAL Indonesia (Persero) telah memproduksi sejumlah jenis kapal selam.
Pada 2013 lalu, PT PAL ditugaskan pemerintah untuk menggandeng Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) untuk membangun tiga kapal selam.
Berdasarkan kontrak, tiga kapal selam kelas Changbogo mencapai USD1,08 miliar atau sekitar 330 juta dolar AS per unit yang setara Rp4,62 triliun. Harganya dinilai jauh lebih murah dibandingkan kapal selam buatan Eropa atau Amerika Serikat (AS) yang bisa mencapai Rp7 triliun.
Dalam kerjasama dengan DSME, PT PAL membangun satu unit kapal selama di Indonesia, dua kapal selam dibangun di Korea Selatan dengan skema kerjasama Transfer of Technology (ToT).
Untuk membangun kapal selam tersebut, Pada 2013 PT PAL mendapatkan sokongan dana dari negara melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,5 triliun. Setelah berhasil membangun kapal selam. Pada 2021, pemerintah kembali menambah PMN perseroan untuk pengembangan kapal selam dengan nilai Rp1,3 triliun
Tercatat, sejak 2019 lalu perseroan kembali memenuhi kebutuhan Armada perang TNI Angkatan Laut (TNI AL) untuk kapal kombatan, melalui kontrak pengadaan empat unit KCR-60 oleh Kementerian Pertahanan pada 28 Desember 2018. Dimana, dua unit KCR -60 dengan paket platform yang dilengkapi sewaco, serta dua unit KCR-60 dengan paket sewaco.
Setelah sebelumnya pada 2014 manajemen telah menyerahkan tiga Kapal yaitu KRI Sampari – 628, KRI Tombak – 629 dan KRI Halasan – 630, dan saat ini sedang dilaksanakan proses pemasangan sewaco KCR 60 Kerambit.
"Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter merupakan Produk Inovasi Teknologi Kapal Perang buatan Insan PAL Indonesia yang didesain untuk menjaga wilayah perbatasan maritim Indonesia," demikian bunyi keterangan perseroan dikutip, Senin (23/8/2021).
Pada 2013 lalu, PT PAL ditugaskan pemerintah untuk menggandeng Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) untuk membangun tiga kapal selam.
Berdasarkan kontrak, tiga kapal selam kelas Changbogo mencapai USD1,08 miliar atau sekitar 330 juta dolar AS per unit yang setara Rp4,62 triliun. Harganya dinilai jauh lebih murah dibandingkan kapal selam buatan Eropa atau Amerika Serikat (AS) yang bisa mencapai Rp7 triliun.
Dalam kerjasama dengan DSME, PT PAL membangun satu unit kapal selama di Indonesia, dua kapal selam dibangun di Korea Selatan dengan skema kerjasama Transfer of Technology (ToT).
Untuk membangun kapal selam tersebut, Pada 2013 PT PAL mendapatkan sokongan dana dari negara melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,5 triliun. Setelah berhasil membangun kapal selam. Pada 2021, pemerintah kembali menambah PMN perseroan untuk pengembangan kapal selam dengan nilai Rp1,3 triliun
Tercatat, sejak 2019 lalu perseroan kembali memenuhi kebutuhan Armada perang TNI Angkatan Laut (TNI AL) untuk kapal kombatan, melalui kontrak pengadaan empat unit KCR-60 oleh Kementerian Pertahanan pada 28 Desember 2018. Dimana, dua unit KCR -60 dengan paket platform yang dilengkapi sewaco, serta dua unit KCR-60 dengan paket sewaco.
Setelah sebelumnya pada 2014 manajemen telah menyerahkan tiga Kapal yaitu KRI Sampari – 628, KRI Tombak – 629 dan KRI Halasan – 630, dan saat ini sedang dilaksanakan proses pemasangan sewaco KCR 60 Kerambit.
"Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter merupakan Produk Inovasi Teknologi Kapal Perang buatan Insan PAL Indonesia yang didesain untuk menjaga wilayah perbatasan maritim Indonesia," demikian bunyi keterangan perseroan dikutip, Senin (23/8/2021).
Lihat Juga :
tulis komentar anda