Dikuasai Taliban, Ekonomi Afghanistan Diramal Makin Suram
Selasa, 24 Agustus 2021 - 17:26 WIB
Berdasarkan laporan IMF, stok utang luar negeri resmi Afghanistan diproyeksikan mencapai USD1,7 miliar pada 2021, sekitar 8,6% dari PDB. Tingkat utang tetap relatif rendah sejak negara tersebut menerima keringanan utang lebih dari satu dekade lalu di bawah Inisiatif Negara-Negara Miskin Berutang Besar (HIPC), serta pembatalan utang tambahan dari kreditur Paris Club.
Pengambilalihan Taliban kemungkinan akan menggagalkan rencana untuk memulai pasar utang Afghanistan dan memanfaatkan tabungan domestik. Pihak berwenang telah berupaya untuk menerbitkan sukuk perdana pada awal 2022.
Inflasi telah dijinakkan menyusul lonjakan besar harga pangan pada April tahun lalu, tetapi pemulihan permintaan berikutnya dan panen yang lemah diperkirakan akan mendorong harga lebih tinggi. Pejabat DAB Ajmal Ahmady yang telah meninggalkan negara itu, mengatakan melalui Twitter bahwa ia mengharapkan Taliban untuk menerapkan kontrol modal yang lebih ketat dan membatasi akses dolar. "Sementara depresiasi mata uang lebih lanjut akan memicu kenaikan inflasi yang akan merugikan orang miskin karena harga pangan naik," kata dia.
Pengambilalihan Taliban kemungkinan akan menggagalkan rencana untuk memulai pasar utang Afghanistan dan memanfaatkan tabungan domestik. Pihak berwenang telah berupaya untuk menerbitkan sukuk perdana pada awal 2022.
Inflasi telah dijinakkan menyusul lonjakan besar harga pangan pada April tahun lalu, tetapi pemulihan permintaan berikutnya dan panen yang lemah diperkirakan akan mendorong harga lebih tinggi. Pejabat DAB Ajmal Ahmady yang telah meninggalkan negara itu, mengatakan melalui Twitter bahwa ia mengharapkan Taliban untuk menerapkan kontrol modal yang lebih ketat dan membatasi akses dolar. "Sementara depresiasi mata uang lebih lanjut akan memicu kenaikan inflasi yang akan merugikan orang miskin karena harga pangan naik," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda