Di Saat Pandemi Berat Mana, Tugas Erick Thohir atau Teten Masduki?
Jum'at, 03 September 2021 - 16:38 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan tugas Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki cukup berat. Sebab, pandemi Covid-19 memberikan pukulan berat terhadap kinerja UMKM .
Berbeda dengan krisis moneter pada tahun 1998 silam yang berdampak signifikan bagi keuangan korporasi atau perusahaan raksasa dalam negeri, pandemi Covid-19 justru menekan income usaha mikro.
Padahal, kontribusi UMKM pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 60%dengan jumlah serapan tenaga kerja mencapai 90%. Per 2020, tercatat ada 65 juta UMKM yang tersebar di seluruh wilayah RI.
"Kalau kita lihat dari situ, jelas sahabat saya Pak Menteri Koperasi dan UKM, ini tugasnya sangat berat. Karena kalau di tahun 1998 itu karena krisis moneter keuangan, yang terdampak adalah korporasi atau perusahaan besar, tapi hari ini benar-benar UMKM-nya yang terdampak," ujar Erick, Jumat (3/9/2021).
Data Bank Indonesia (BI) mencatat ada 87,5% UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, ada 93,2% terdampak negatif di sisi penjualan. Dari survei BI, pandemi memberikan tekanan pada pendapatan, laba, dan arus kas.
Semenara itu, per awal 2021 pemerintah telah menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM sebesar Rp51,27 triliun. Dana PEN sangat vital bagi sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian dalam negeri, terutama saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali.
PPKM darurat yang membatasi mobilitas massa di wilayah Jawa-Bali mengakibatkan kian tergerusnya pendapatan UMKM. Hal ini terlihat dari aktivitas leading indicator business yang terus merosot.
Padahal, hingga kuartal II-2021, 12 leading indicator seperti PMI Market Indonesia, penjualan kendaraan bermotor, pertumbuhan penjualan ritel, indeks keyakinan konsumen dan proporsi pengeluaran konsumen sudah mulai membaik.
Berbeda dengan krisis moneter pada tahun 1998 silam yang berdampak signifikan bagi keuangan korporasi atau perusahaan raksasa dalam negeri, pandemi Covid-19 justru menekan income usaha mikro.
Padahal, kontribusi UMKM pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 60%dengan jumlah serapan tenaga kerja mencapai 90%. Per 2020, tercatat ada 65 juta UMKM yang tersebar di seluruh wilayah RI.
"Kalau kita lihat dari situ, jelas sahabat saya Pak Menteri Koperasi dan UKM, ini tugasnya sangat berat. Karena kalau di tahun 1998 itu karena krisis moneter keuangan, yang terdampak adalah korporasi atau perusahaan besar, tapi hari ini benar-benar UMKM-nya yang terdampak," ujar Erick, Jumat (3/9/2021).
Data Bank Indonesia (BI) mencatat ada 87,5% UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, ada 93,2% terdampak negatif di sisi penjualan. Dari survei BI, pandemi memberikan tekanan pada pendapatan, laba, dan arus kas.
Semenara itu, per awal 2021 pemerintah telah menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM sebesar Rp51,27 triliun. Dana PEN sangat vital bagi sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian dalam negeri, terutama saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali.
PPKM darurat yang membatasi mobilitas massa di wilayah Jawa-Bali mengakibatkan kian tergerusnya pendapatan UMKM. Hal ini terlihat dari aktivitas leading indicator business yang terus merosot.
Padahal, hingga kuartal II-2021, 12 leading indicator seperti PMI Market Indonesia, penjualan kendaraan bermotor, pertumbuhan penjualan ritel, indeks keyakinan konsumen dan proporsi pengeluaran konsumen sudah mulai membaik.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda