Kolaborasi Kemenparekraf dengan PNM Dongkrak Daya Saing Produk Ekraf Cirebon
Kamis, 09 September 2021 - 22:25 WIB
JAKARTA - Demi meningkatkan daya saing produk-produk ekonomi kreatif ( ekraf ) Kabupaten Cirebon , Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut serta memberikan pendampingan, pemasaran, hingga akses keuangan kepada para pelaku ekraf.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, produk-produk ekonomi kreatif di Kabupaten Cirebon punya potensi besar untuk berkiprah lebih jauh mengenalkan produknya kepada masyarakat Indonesia. Jadi perlu disinergikan dengan pemasaran agar lebih memiliki daya saing. Seperti melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
“Bukan Gernas BBI saja, tapi kami juga akan mendorong baik dari akses keuangan, pendampingan, pemasaran, dan juga desa wisata," jelasnya saat berkunjung ke cabang PNM di Cirebon, Kamis (9/9/2021).
Menurut Menteri Sandi, kini pihaknya tengah berkolaborasi dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk memudahkan para pelaku ekonomi di Cirebon mendapat akses pemasaran sehingga mampu meningkatkan daya saing produk ekrafnya. Ia berharap, ke depan para pelaku ekraf Cirebon bisa menjadi mitra bagi PNM.
Sandi juga bercerita, nasabah PNM yang saat ini mencapai 10,7 juta mampu menjadi sebuah ekosistem untuk membangkitkan perekonomian bangsa sehingga para pelaku ekraf bisa membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.
"Ada 190 ribu nasabah Mekaar dan Ulam yang nilainya hampir Rp500 miliar yang ada di sini. Rata-rata bisnis mereka mengalami penurunan lantaran PPKM. Sebagian sudah bisa beradaptasi dengan teknologi, sebagiannya lagi perlu diberikan pendampingan sehingga produk-produk kreatif bisa menjadi produk unggulan," katanya.
Lebih lanjut, ia menerangkan PNM sendiri memberikan akses permodalan bagi nasabah Mekaar dari Rp2,5 juta-Rp10 juta, kemudian bagi nasabah Ulam Rp25 juta-Rp250 juta. Akses permodalan itu diberikan bagi nasabah tanpa ada agunan yang diberikan ke PNM.
"Di sinilah kolaborasi kami dengan PNM, agar 190 ribu nasabah lebih baik menjadi nasabah Ulam. Setelah menjadi nasabah Ulam mereka bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya," tutur Sandi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, produk-produk ekonomi kreatif di Kabupaten Cirebon punya potensi besar untuk berkiprah lebih jauh mengenalkan produknya kepada masyarakat Indonesia. Jadi perlu disinergikan dengan pemasaran agar lebih memiliki daya saing. Seperti melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
“Bukan Gernas BBI saja, tapi kami juga akan mendorong baik dari akses keuangan, pendampingan, pemasaran, dan juga desa wisata," jelasnya saat berkunjung ke cabang PNM di Cirebon, Kamis (9/9/2021).
Menurut Menteri Sandi, kini pihaknya tengah berkolaborasi dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk memudahkan para pelaku ekonomi di Cirebon mendapat akses pemasaran sehingga mampu meningkatkan daya saing produk ekrafnya. Ia berharap, ke depan para pelaku ekraf Cirebon bisa menjadi mitra bagi PNM.
Sandi juga bercerita, nasabah PNM yang saat ini mencapai 10,7 juta mampu menjadi sebuah ekosistem untuk membangkitkan perekonomian bangsa sehingga para pelaku ekraf bisa membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.
"Ada 190 ribu nasabah Mekaar dan Ulam yang nilainya hampir Rp500 miliar yang ada di sini. Rata-rata bisnis mereka mengalami penurunan lantaran PPKM. Sebagian sudah bisa beradaptasi dengan teknologi, sebagiannya lagi perlu diberikan pendampingan sehingga produk-produk kreatif bisa menjadi produk unggulan," katanya.
Lebih lanjut, ia menerangkan PNM sendiri memberikan akses permodalan bagi nasabah Mekaar dari Rp2,5 juta-Rp10 juta, kemudian bagi nasabah Ulam Rp25 juta-Rp250 juta. Akses permodalan itu diberikan bagi nasabah tanpa ada agunan yang diberikan ke PNM.
"Di sinilah kolaborasi kami dengan PNM, agar 190 ribu nasabah lebih baik menjadi nasabah Ulam. Setelah menjadi nasabah Ulam mereka bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya," tutur Sandi.
(uka)
tulis komentar anda