Pertanian tidak Pernah Ingkar Janji, Mentan: Berkeringat di Bidang Ini Menghasilkan
Minggu, 12 September 2021 - 07:30 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian ( Mentan ) Syahrul Yasin Limpo mengajak para pemimpin daerah (Pemda) untuk dapat memberikan dorongan penuh kepada rakyatnya untuk bisa menghasilkan produk-produk pertanian . Sebab, dari pertanian akan membuka lapangan pekerjaan yang sebagaimana hal itu menjadi persoalan saat ini.
“Kalau kita urus pertanian, maka solusi lapangan kerja kita temukan. Kurang apa negara kita? Mau bertanam apa saja bisa. Ada tanaman yang 20 hari petik, satu bulan, tiga bulan, bahkan setahun juga ada,” ujarnya dalam webinar Inovasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan di Bidang Pertanian, Sabtu (11/9/2021).
Lebih lanjut Ia menerangkan, bahwa bekerja di sektor pertanian akan terus menghasilkan, sebab hasil dari pertanian tidak pernah mengkhianati.
“Pertanian itu hebat, pertanian itu keren, dan berkeringat di bidang pertanian akan menghasilkan. Karena pertanian tak pernah ingkar janji, dia akan membalas suatu yang berarti bagi negara dan kesejahteraan rakyat,” tuturnya.
Sehubungan dengan hasil pertanian, ia menerangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha pada Triwulan II 2021, hanya sektor pertanian yang mampu tumbuh signifikan, yaitu 16,24 persen.
“Semua sektor minus. Cuma pertanian saja yang tumbuh. Kalau begitu, pertanian tidak mengenal suasana dan kondisi,” ucapnya.
Lanjutnya, dia bilang bahwa ekspor pertanian meningkat pada 2020 yakni Rp 451,77 triliun atau naik 15,79 persen. Menurutnya, tidak ada yang tidak bisa dikerjakan di masa sulit seperti sekarang. Pilihannya hanya dua, mau maju atau berdiam.
Sejalan dengan hal tersebut, pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan itu, bercerita bahwasanya dalam rangka 17 Agustus 2021 lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan program merdeka ekspor.
Pada program tersebut Kementan memberikan tantangan selama tujuh hari kepada setiap daerah untuk dapat mengekspor produk asalnya. Dari program itu, kata Syahrul, ekspor pertanian naik Rp 7,2 triliun.
“Ekspor naik Rp 7,2 triliun dalam tujuh hari. Saya tegaskan lagi, tujuh hari. Saya bilang tidak boleh ada kabupaten/provinsi yang tidak ekspor. Dan ternyata hampir semua melakukan ekspor. Dari 341 kabupaten hanya 71 kabupaten yang walikotanya tidur. Saya bilang ke mereka, kalau kau tidak bisa ekspor, kau cari semut di tempatmu. Karena sarang semut pun bisa diekspor, contohnya papua yang melakukannya,” bebernya.
“Kalau kita urus pertanian, maka solusi lapangan kerja kita temukan. Kurang apa negara kita? Mau bertanam apa saja bisa. Ada tanaman yang 20 hari petik, satu bulan, tiga bulan, bahkan setahun juga ada,” ujarnya dalam webinar Inovasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan di Bidang Pertanian, Sabtu (11/9/2021).
Lebih lanjut Ia menerangkan, bahwa bekerja di sektor pertanian akan terus menghasilkan, sebab hasil dari pertanian tidak pernah mengkhianati.
“Pertanian itu hebat, pertanian itu keren, dan berkeringat di bidang pertanian akan menghasilkan. Karena pertanian tak pernah ingkar janji, dia akan membalas suatu yang berarti bagi negara dan kesejahteraan rakyat,” tuturnya.
Sehubungan dengan hasil pertanian, ia menerangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha pada Triwulan II 2021, hanya sektor pertanian yang mampu tumbuh signifikan, yaitu 16,24 persen.
“Semua sektor minus. Cuma pertanian saja yang tumbuh. Kalau begitu, pertanian tidak mengenal suasana dan kondisi,” ucapnya.
Baca Juga
Lanjutnya, dia bilang bahwa ekspor pertanian meningkat pada 2020 yakni Rp 451,77 triliun atau naik 15,79 persen. Menurutnya, tidak ada yang tidak bisa dikerjakan di masa sulit seperti sekarang. Pilihannya hanya dua, mau maju atau berdiam.
Sejalan dengan hal tersebut, pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan itu, bercerita bahwasanya dalam rangka 17 Agustus 2021 lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan program merdeka ekspor.
Pada program tersebut Kementan memberikan tantangan selama tujuh hari kepada setiap daerah untuk dapat mengekspor produk asalnya. Dari program itu, kata Syahrul, ekspor pertanian naik Rp 7,2 triliun.
“Ekspor naik Rp 7,2 triliun dalam tujuh hari. Saya tegaskan lagi, tujuh hari. Saya bilang tidak boleh ada kabupaten/provinsi yang tidak ekspor. Dan ternyata hampir semua melakukan ekspor. Dari 341 kabupaten hanya 71 kabupaten yang walikotanya tidur. Saya bilang ke mereka, kalau kau tidak bisa ekspor, kau cari semut di tempatmu. Karena sarang semut pun bisa diekspor, contohnya papua yang melakukannya,” bebernya.
(akr)
tulis komentar anda