Pertamina Monitor! Erick Thohir Pasang Target Bisa Cetak Laba Rp300 Triliun
Jum'at, 17 September 2021 - 21:27 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir memberikan target kepada Pertamina bisa mencetak pendapatan sebesar USD93 miliar atau Rp1.329 triliun dan laba bersih USD21 miliar atau sekitar Rp300,3 triliun di 2024. Target tersebut diberikan seiring pembentukan subholding Pertamina.
"Bukan muluk-muluk soal target profit USD21 miliar. Jadi saya rasa bismillah, kerja keras dan harus dilakukan," ujar Erick, Jumat (17/9/2021).
Selama ini, kata dia, pengelolaan BUMN kurang efektif karena manajemen tidak benar-benar berhitung secara detail mana biaya yang bisa dipangkas dan mana nilai perusahaan yang bisa ditingkatkan. Padahal, adanya potensi pasar dan SDA yang bisa dimanfaatkan.
"Pertamina sudah masuk perusahaan global dalam daftar Fortune Global 500 (tahun 2021), kalau sudah masuk situ ya tidak boleh kecil harus tambah besar. Dan targetini bukan sesuatu yang mustahil, asal mau," ungkapnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya mengatakan siap mengemban tugas yang diberikan pemerintah selaku pemegang saham untuk mengoptimalkan kinerja subholding.
"Bagaimana cara kita melaksanakan? Kita membagi kapal besar Pertamina dengan membuat 6 kapal-kapal kecil yang kita sebut Subholding. Ada yang bertugas hari ini. Ada yang bertugas untuk transisi menjajaki di laut yang berbeda. Dan ada yang harus berpindah kapalnya di lautan sebelah," tuturnya.
Subholding terbagi mnejadi 3 yakni Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical dan Subholding Commercial & Trading harus tetap menjalankan tugasnya saat ini, karena Pertamina mempunyai amanah sesuai Undang-Undang Energi yang menjaga kehandalan atau availability, accessibility, affordability, acceptability dan sustainability.
Sementara itu, Subholding Gas akan bergerak ke tengah untuk mengelola energi transisi dari fosil fuel ke new and renewable energy yakni Gas dengan porsi dalam bauran energi tetap di angka 22 persen hingga 25 persen. Dengan peningkatan demand energi 5 kali lipat dalam 5-10 tahun ke depan, maka porsi gas ini harus ditingkatkan.
"Bukan muluk-muluk soal target profit USD21 miliar. Jadi saya rasa bismillah, kerja keras dan harus dilakukan," ujar Erick, Jumat (17/9/2021).
Selama ini, kata dia, pengelolaan BUMN kurang efektif karena manajemen tidak benar-benar berhitung secara detail mana biaya yang bisa dipangkas dan mana nilai perusahaan yang bisa ditingkatkan. Padahal, adanya potensi pasar dan SDA yang bisa dimanfaatkan.
"Pertamina sudah masuk perusahaan global dalam daftar Fortune Global 500 (tahun 2021), kalau sudah masuk situ ya tidak boleh kecil harus tambah besar. Dan targetini bukan sesuatu yang mustahil, asal mau," ungkapnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya mengatakan siap mengemban tugas yang diberikan pemerintah selaku pemegang saham untuk mengoptimalkan kinerja subholding.
"Bagaimana cara kita melaksanakan? Kita membagi kapal besar Pertamina dengan membuat 6 kapal-kapal kecil yang kita sebut Subholding. Ada yang bertugas hari ini. Ada yang bertugas untuk transisi menjajaki di laut yang berbeda. Dan ada yang harus berpindah kapalnya di lautan sebelah," tuturnya.
Subholding terbagi mnejadi 3 yakni Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical dan Subholding Commercial & Trading harus tetap menjalankan tugasnya saat ini, karena Pertamina mempunyai amanah sesuai Undang-Undang Energi yang menjaga kehandalan atau availability, accessibility, affordability, acceptability dan sustainability.
Sementara itu, Subholding Gas akan bergerak ke tengah untuk mengelola energi transisi dari fosil fuel ke new and renewable energy yakni Gas dengan porsi dalam bauran energi tetap di angka 22 persen hingga 25 persen. Dengan peningkatan demand energi 5 kali lipat dalam 5-10 tahun ke depan, maka porsi gas ini harus ditingkatkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda