Indosat dan Tri Merger, Bagaimana Dampaknya ke Saham TLKM?
Minggu, 19 September 2021 - 21:30 WIB
JAKARTA - Industri telekomunikasi menjadi sorotan usai PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia atau Tri resmi merger dengan nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk atau Indosat Ooredoo Hutchison, pada Kamis lalu (16/7/2021).
Total nilai transaksi tersebut diperkirakan mencapai USD6 miliar atau sekitar Rp85,5 triliun. Merger Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia akan membuat Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan Rp42, 6 triliun. Sementara pendapatan TLKM pada 2020 hanya dari Telkomsel mencapai Rp87,1 triliun.
Sehari setelah merger, Jumat (17/9/2021), saham Indosat (ISAT) ISAT mengalami kenaikan sebesar Rp175 atau 2,46% ke Rp7.300 per lembar. Lalu bagaimana dampak merger Indosat dan Tri terhadap pergerakan saham seterunya, yaitu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)? Kemudian bagaimana prospek kedua saham itu?
Saham perusahaan telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) bergerak variatif sepanjang pekan lalu, 13-17 September 2021. Memantau pergerakan keduanya di pasar modal, Equity Research Analyst MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan menuturkan terdapat sejumlah faktor yang perlu dicermati investor terkait dua emiten tersebut.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
TLKM ditutup akhir pekan ini dengan penguatan 90 poin (2,62%) di level Rp3.530 dari Rp3.440. Valuasi sepekan menunjukkan TLKM masih berada di zona hijau (6,01%). Kendati TLKM dalam perhitungan tahun berjalan (year to date) terpantau menguat (6,67%), namun valuasi tiga tahun terakhir masih menunjukkan pelemahan sebesar 8,55%.
Selama lima hari jalannya bursa, TLKM hanya melemah sehari pada Kamis (16/9) dengan penurunan sebesar 10 poin (0,29%).
Dari total Rp1,7 triliun dana yang dieksekusi sepekan, investor asing masih mendominasi perdagangan TLKM sebanyak 57,66% dibandingkan investor dalam negeri yang mencapai 42,34%, meskipun dari segi frekuensi investor domestik lebih unggul sebanyak 58,55%.
Total nilai transaksi tersebut diperkirakan mencapai USD6 miliar atau sekitar Rp85,5 triliun. Merger Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia akan membuat Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan Rp42, 6 triliun. Sementara pendapatan TLKM pada 2020 hanya dari Telkomsel mencapai Rp87,1 triliun.
Sehari setelah merger, Jumat (17/9/2021), saham Indosat (ISAT) ISAT mengalami kenaikan sebesar Rp175 atau 2,46% ke Rp7.300 per lembar. Lalu bagaimana dampak merger Indosat dan Tri terhadap pergerakan saham seterunya, yaitu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)? Kemudian bagaimana prospek kedua saham itu?
Saham perusahaan telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) bergerak variatif sepanjang pekan lalu, 13-17 September 2021. Memantau pergerakan keduanya di pasar modal, Equity Research Analyst MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan menuturkan terdapat sejumlah faktor yang perlu dicermati investor terkait dua emiten tersebut.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
TLKM ditutup akhir pekan ini dengan penguatan 90 poin (2,62%) di level Rp3.530 dari Rp3.440. Valuasi sepekan menunjukkan TLKM masih berada di zona hijau (6,01%). Kendati TLKM dalam perhitungan tahun berjalan (year to date) terpantau menguat (6,67%), namun valuasi tiga tahun terakhir masih menunjukkan pelemahan sebesar 8,55%.
Selama lima hari jalannya bursa, TLKM hanya melemah sehari pada Kamis (16/9) dengan penurunan sebesar 10 poin (0,29%).
Dari total Rp1,7 triliun dana yang dieksekusi sepekan, investor asing masih mendominasi perdagangan TLKM sebanyak 57,66% dibandingkan investor dalam negeri yang mencapai 42,34%, meskipun dari segi frekuensi investor domestik lebih unggul sebanyak 58,55%.
Lihat Juga :
tulis komentar anda