Australia Lirik Investasi Energi hingga Mobil Listrik di Indonesia
Rabu, 29 September 2021 - 15:20 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Muhammad Lutfi dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan sepakat melakukan kerja sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Mendag Lutfi dan Mendag Dan Tehan optimistis bahwa perdagangan Indonesia dan Australia akan menggeliat kembali dalam skema Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA). Sebelumnya, nilai perdagangan kedua negara menurun 8,8% menjadi USD7,1 miliar pada tahun lalu akibat datangnya pandemi Covid-19.
"Sempat terjadi penurunan 8,8%. Namun, angka (perdagangan) kedua negara pada Januari-Juni 2021 sudah meningkat 65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut meningkat cukup signifikan," beber Lutfi saat menggelar konferensi pers bersama Dan Tehan secara virtual, Rabu (29/9/2021).
Menurut Lutfi, capaian tersebut menjadi sinyal positif bagi kedua negara yang mengindikasikan bahwa perdagangan Indonesia-Australia akan kembali bangkit. "Ini adalah pertanda baik. Kita ingin berbuat lebih banyak untuk meningkatkannya dan mencetak sejarah bersama," tuturnya.
Medag Lutfi mengakui bahwa pandemi Covid-19 menjadi kendala utama dalam perdagangan kedua negara yang datang bersamaan dengan rampungnya negosiasi IA-CEPA.
Meski begitu, Indonesia dan Australia akan dapat melawannya secara bersama-sama, untuk kemudian kembali melakukan kerja sama di sektor perdagangan setelah perbatasan negara kembali dibuka.
Sementara itu, Dan Tehan menyampaikan ingin segera meningkatkan kerja sama ekonomi yang lebih komprehensif dengan Indonesia, salah satunya di sektor investasi.
Menurut dia, terdapat banyak sektor investasi yang potensial di Indonesia, termasuk pendidikan, energi terbarukan, mineral, serta logam tanah jarang. "Menurut saya yang ingin kita lihat adalah pertumbuhan nyata dalam hubungan investasi, utamanya investasi Australia ke Indonesia," ujar Dan Tehan.
Hal lain yang dipandang potensial adalah soal pengembangan mobil listrik di Indonesia, di mana dia meyakini bahwa Australia dapat turut berkontribusi di dalamnya.
"Kami, sangat yakin bahwa kami dapat menjadi pemasok beberapa bahan utama yang akan membantu Indonesia mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia," ungkapnya.
Mendag Lutfi dan Mendag Dan Tehan optimistis bahwa perdagangan Indonesia dan Australia akan menggeliat kembali dalam skema Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA). Sebelumnya, nilai perdagangan kedua negara menurun 8,8% menjadi USD7,1 miliar pada tahun lalu akibat datangnya pandemi Covid-19.
"Sempat terjadi penurunan 8,8%. Namun, angka (perdagangan) kedua negara pada Januari-Juni 2021 sudah meningkat 65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut meningkat cukup signifikan," beber Lutfi saat menggelar konferensi pers bersama Dan Tehan secara virtual, Rabu (29/9/2021).
Menurut Lutfi, capaian tersebut menjadi sinyal positif bagi kedua negara yang mengindikasikan bahwa perdagangan Indonesia-Australia akan kembali bangkit. "Ini adalah pertanda baik. Kita ingin berbuat lebih banyak untuk meningkatkannya dan mencetak sejarah bersama," tuturnya.
Medag Lutfi mengakui bahwa pandemi Covid-19 menjadi kendala utama dalam perdagangan kedua negara yang datang bersamaan dengan rampungnya negosiasi IA-CEPA.
Meski begitu, Indonesia dan Australia akan dapat melawannya secara bersama-sama, untuk kemudian kembali melakukan kerja sama di sektor perdagangan setelah perbatasan negara kembali dibuka.
Sementara itu, Dan Tehan menyampaikan ingin segera meningkatkan kerja sama ekonomi yang lebih komprehensif dengan Indonesia, salah satunya di sektor investasi.
Menurut dia, terdapat banyak sektor investasi yang potensial di Indonesia, termasuk pendidikan, energi terbarukan, mineral, serta logam tanah jarang. "Menurut saya yang ingin kita lihat adalah pertumbuhan nyata dalam hubungan investasi, utamanya investasi Australia ke Indonesia," ujar Dan Tehan.
Hal lain yang dipandang potensial adalah soal pengembangan mobil listrik di Indonesia, di mana dia meyakini bahwa Australia dapat turut berkontribusi di dalamnya.
"Kami, sangat yakin bahwa kami dapat menjadi pemasok beberapa bahan utama yang akan membantu Indonesia mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia," ungkapnya.
(ind)
tulis komentar anda