Bank-bank Afghanistan Kehabisan Dolar AS, Beberapa Terpaksa Tutup
Kamis, 30 September 2021 - 09:59 WIB
KABUL - Bank Sentral Afghanistan diketahui telah menguras sebagian besar cadangan uang tunai dolar Amerika Serikat (USD) , dalam beberapa pekan sebelum Taliban menguasai negara itu. Hal ini memperburuk krisis ekonomi yang terjadi saat ini.
Ringkasan dari dokumen rahasia yang terbongkar, dua halaman awal yang ditulis oleh pejabat senior ekonomi internasional untuk lembaga-lembaga termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional mengatakan, kekurangan uang tunai di Afghanistan sudah terjadi sebelum Taliban mengambil alih Kabul.
Hal ini memunculkan kritikan terhadap mantan bos bank sentral, terkait bagaimana cara dia menangani krisis beberapa bulan sebelum penaklukan Taliban. Termasuk keputusan untuk melelang sejumlah besar dolar AS dan memindahkan uang dari Kabul ke cabang-cabang yang berada di provinsi.
"Cadangan FX (valuta asing) pada bank sentral di Kabul telah habis, bank sentral tidak dapat memenuhi ... permintaan tunai," kata laporan itu, yang dirilis oleh Reuters.
"Sumber terbesar dari masalah ini adalah salah urus di bank sentral sebelum pengambilalihan Taliban," tambahnya.
Shah Mehrabi, Ketua Komite Audit Bank Sentral yang membantu mengawasi bank sebelum Taliban mengambil alih dan masih di posnya, membela tindakan bank sentral. Ia mengatakan pihaknya berusaha mencegah kejatuhan mata uang lokal Afghanistan.
Kekurangan uang tunai dapat dilihat di jalanan kota-kota Afghanistan, di mana antrean panjang terlihat selama berjam-jam untuk menarik dolar di tengah batasan ketat tentang berapa banyak yang dapat mereka ambil.
Bahkan sebelum keruntuhan pemerintah Afghanistan, ekonomi sedang berjuang. Tetapi kembalinya Taliban berkuasa, membuat miliaran dolar dalam bentuk bantuan asing telah meninggalkan Afghanistan dalam krisis ekonomi yang semakin dalam.
Ringkasan dari dokumen rahasia yang terbongkar, dua halaman awal yang ditulis oleh pejabat senior ekonomi internasional untuk lembaga-lembaga termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional mengatakan, kekurangan uang tunai di Afghanistan sudah terjadi sebelum Taliban mengambil alih Kabul.
Hal ini memunculkan kritikan terhadap mantan bos bank sentral, terkait bagaimana cara dia menangani krisis beberapa bulan sebelum penaklukan Taliban. Termasuk keputusan untuk melelang sejumlah besar dolar AS dan memindahkan uang dari Kabul ke cabang-cabang yang berada di provinsi.
"Cadangan FX (valuta asing) pada bank sentral di Kabul telah habis, bank sentral tidak dapat memenuhi ... permintaan tunai," kata laporan itu, yang dirilis oleh Reuters.
"Sumber terbesar dari masalah ini adalah salah urus di bank sentral sebelum pengambilalihan Taliban," tambahnya.
Shah Mehrabi, Ketua Komite Audit Bank Sentral yang membantu mengawasi bank sebelum Taliban mengambil alih dan masih di posnya, membela tindakan bank sentral. Ia mengatakan pihaknya berusaha mencegah kejatuhan mata uang lokal Afghanistan.
Kekurangan uang tunai dapat dilihat di jalanan kota-kota Afghanistan, di mana antrean panjang terlihat selama berjam-jam untuk menarik dolar di tengah batasan ketat tentang berapa banyak yang dapat mereka ambil.
Bahkan sebelum keruntuhan pemerintah Afghanistan, ekonomi sedang berjuang. Tetapi kembalinya Taliban berkuasa, membuat miliaran dolar dalam bentuk bantuan asing telah meninggalkan Afghanistan dalam krisis ekonomi yang semakin dalam.
Lihat Juga :
tulis komentar anda