Dampak Covid-19, Kunjungan Turis ke Indonesia Hanya 160.000 pada April

Selasa, 02 Juni 2020 - 12:10 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia pada bulan April 2020 sebanyak 160,04 ribu orang. Foto/Dok Kemenparekraf
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia pada bulan April 2020 sebanyak 160,04 ribu orang atau menurun 87,44% dibanding jumlah kunjungan pada April 2019 (year-on-year/yoy). Demikian juga jika dibandingkan Maret 2020, jumlah kunjungan wisman pada April 2020 menurun 66,02%.

"Bulan April jumlah wisman yang datang ke Indonesia hanya tinggal 160,04 ribu orang," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam pemaparannya secara daring, Selasa (2/6/2020). (Baca : New Normal Jadi Angin Segar untuk Sektor Pariwisata )

Menurut dia, penurunan tajam tersebut disebabkan pandemi virus corona (Covid-19) yang dampaknya terhadap kunjungan wisman sudah terlihat mulai Februari lalu.



Adapun secara kumulatif (Januari–April 2020), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,77 juta kunjungan atau turun 45,01% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 5,03 juta kunjungan.

"Kunjungan wisman secara kumulatif masih tertolong jumlah wisman Januari karena ada tahun baru dan Imlek sehingga jumlah wisman (Januari) masih normal. Tapi sejak Februari sudah kena (penurunan), lalu Maret dan April ini menurun tajam," ungkapnya.

Suhariyanto melanjutkan, penurunan kunjungan wisman terjadi hampir di semua pintu masuk utama, dimana penurunan di beberapa pintu masuk ada yang mencapai 95% bahkan 100%. Dia menyontohkan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, penurunannya secara tahunan (yoy) hampir 100%, demikian juga di bandara Ngurah Rai, Denpasar dan Juanda, Surabaya. Hal yang sama terjadi pada pintu masuk pelabuhan laut, diantaranya di Batam terjadi penurunan tajam 99,27% dan Tanjung Balai Karimun menurun 99%.

"Jadi dampak Covid-19 kepada kunjungan wisman betul-betul luar biasa karena semua negara menerapkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Untuk itu kita perlu memikirkan terobosan baru supaya sektor ini kembali pulih ke depan," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More