PBB Mulai Khawatir Negara-negara Miskin di Dunia Tak Mampu Bayar Utang
Selasa, 05 Oktober 2021 - 13:18 WIB
BARBADOS - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai khawatir terhadap tekanan utang tak terkendali negara-negara miskin di dunia. Masalah tersebut dikhawatirkan akan menikam jantung perekonomian global akibat terdampak pandemi Covid-19.
"Masyarakat internasional sudah mengambil langkah positif, tapi sudah waktunya untuk memberi bantuan dengan lompatan kuantum," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB di Barbados, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/10/2021).
Presiden Bank Dunia David Malpass sebelumnya mengatakan bahwa pada pertengahan 2021 separuh negara miskin di dunia mengalami tekanan utang dari luar negeri. Dana Moneter Internasional (IMF) pada Agustus lalu telah menyetujui pengalokasian USD650 miliarSpecial Drawing Rights (SDRs).
Adapun SDR atau hak penarikan khusus merupakan aset cadangan mata uang asing pelengkap yang ditetapkan dan dikelola IMF. Aset itu ditopang dolar AS, euro, yen, pounsterling dan yuan. Pihaknya pun mendorong agar SDR dialokasikan ulang untuk negara-negara yang paling rentan.
Baca Juga: Bebi Romeo Jadi Mualaf, Belajar Sholat dan Ngaji dengan Anak
Tidak hanya itu, Guterres juga mendorong agar Inisiatif Penangguhan Utang G20 diperpanjang hingga tahun depan dan diberikan pada negara-negara yang membutuhkan termasuk negara middle income atau berpendapatan menengah.
"Sangat tidak adil jika negara-negara kaya dapat meminjam dengan mudah dan menghabiskannya untuk pemulihan ekonomi sementara negara berpendapatan menengah dan negara miskin kesulitan mempertahankan ekonomi mereka," jelasnya.
"Masyarakat internasional sudah mengambil langkah positif, tapi sudah waktunya untuk memberi bantuan dengan lompatan kuantum," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB di Barbados, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/10/2021).
Presiden Bank Dunia David Malpass sebelumnya mengatakan bahwa pada pertengahan 2021 separuh negara miskin di dunia mengalami tekanan utang dari luar negeri. Dana Moneter Internasional (IMF) pada Agustus lalu telah menyetujui pengalokasian USD650 miliarSpecial Drawing Rights (SDRs).
Adapun SDR atau hak penarikan khusus merupakan aset cadangan mata uang asing pelengkap yang ditetapkan dan dikelola IMF. Aset itu ditopang dolar AS, euro, yen, pounsterling dan yuan. Pihaknya pun mendorong agar SDR dialokasikan ulang untuk negara-negara yang paling rentan.
Baca Juga: Bebi Romeo Jadi Mualaf, Belajar Sholat dan Ngaji dengan Anak
Tidak hanya itu, Guterres juga mendorong agar Inisiatif Penangguhan Utang G20 diperpanjang hingga tahun depan dan diberikan pada negara-negara yang membutuhkan termasuk negara middle income atau berpendapatan menengah.
"Sangat tidak adil jika negara-negara kaya dapat meminjam dengan mudah dan menghabiskannya untuk pemulihan ekonomi sementara negara berpendapatan menengah dan negara miskin kesulitan mempertahankan ekonomi mereka," jelasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda