Uji Terbang Bioavtur J2.4 Sukses, RI Makin Pede Membangun Kemandirian Energi
Kamis, 07 Oktober 2021 - 10:02 WIB
Indonesia sendiri merupakan produsen terbesar kelapa sawit yang menguasai sekitar 55% pangsa pasar sawit dunia. Dibandingkan komoditas pesaing lainnya, produksi kelapa sawit lebih efisien dan produktivitas yang lebih tinggi dalam pemanfaatan lahan.
Sebagai perbandingan, untuk menghasilkan 1 ton minyak sawit hanya membutuhkan lahan 0,3 hektare, sedangkan rapeseed oil membutuhkan lahan seluas 1,3 hektare, sunflower oil seluas 1,5 hektare dan soybean oil seluas 2,2 hektare.
“Pemerintah berkomitmen untuk mendukung program B30 pada tahun 2021 dengan target alokasi penyaluran sebesar 9,2 juta Kilo Liter. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilisasi harga CPO. Dengan kebijakan tersebut, target 23% bauran energi yang berasal dari Energi Baru Terbarukan pada tahun 2025 sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional akan dapat tercapai,” ujar Menko Airlangga.
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan rendah karbon. Program B30 telah berkontribusi dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca untuk sekitar 23,3 juta ton karbon dioksida (CO2) pada tahun 2020.
Program ini juga berdampak positif pada penghematan devisa negara dengan pengurangan impor solar sebesar kurang lebih USD 8 miliar.
Menko Airlangga Hartarto juga menyampaikan, arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa keterbukaan dan kesiapan Indonesia untuk mendukung investasi dan transfer teknologi termasuk investasi untuk transisi energi melalui pembangunan biofuel, industri baterai lithium, dan implementasi dari kendaraan listrik.
Turut hadir dalam webinar tersebut yakni Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Perhubungan, Direktur Utama BPDPKS, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Direktur Utama PT Angkasa Pura, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Direktur Utama PT GMF AeroAsia, Direktur Utama Sriwijaya Air dan Tim Uji Terbang Bioavtur ITB.
Sebagai perbandingan, untuk menghasilkan 1 ton minyak sawit hanya membutuhkan lahan 0,3 hektare, sedangkan rapeseed oil membutuhkan lahan seluas 1,3 hektare, sunflower oil seluas 1,5 hektare dan soybean oil seluas 2,2 hektare.
“Pemerintah berkomitmen untuk mendukung program B30 pada tahun 2021 dengan target alokasi penyaluran sebesar 9,2 juta Kilo Liter. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilisasi harga CPO. Dengan kebijakan tersebut, target 23% bauran energi yang berasal dari Energi Baru Terbarukan pada tahun 2025 sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional akan dapat tercapai,” ujar Menko Airlangga.
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan rendah karbon. Program B30 telah berkontribusi dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca untuk sekitar 23,3 juta ton karbon dioksida (CO2) pada tahun 2020.
Program ini juga berdampak positif pada penghematan devisa negara dengan pengurangan impor solar sebesar kurang lebih USD 8 miliar.
Menko Airlangga Hartarto juga menyampaikan, arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa keterbukaan dan kesiapan Indonesia untuk mendukung investasi dan transfer teknologi termasuk investasi untuk transisi energi melalui pembangunan biofuel, industri baterai lithium, dan implementasi dari kendaraan listrik.
Turut hadir dalam webinar tersebut yakni Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Perhubungan, Direktur Utama BPDPKS, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Direktur Utama PT Angkasa Pura, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Direktur Utama PT GMF AeroAsia, Direktur Utama Sriwijaya Air dan Tim Uji Terbang Bioavtur ITB.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda