Bioskop Dibuka, Harapan Pulihnya Industri Perfilman Nasional
Kamis, 07 Oktober 2021 - 18:48 WIB
“Melalui skema promosi, kami membantu promosi 40 film nasional, yaitu film panjang dan layar lebar, dengan anggaran mencapai Rp1,5 miliar per film. Ini untuk membantu para production house agar berani menayangkan filmnya di bioskop, sehingga ekosistem perfilman nasional hidup kembali,” papar Amin.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia Djonny Syafruddin menyambut baik langkah pemerintah dalam mendukung promosi film nasional. “Di daerah, film nasional sangat disukai masyarakat,” tandasnya.
(Baca juga:Pembukaan Bioskop di Jakarta, Ariza: Sabar, Sebentar Lagi)
Ia berharap, film-film nasional akan turut mendorong masyarakat untuk kembali menikmati film di bioskop, karena menurutnya, saat ini jumlah penonton baru sekitar 10% dari kapasitas bioskop.
Masyarakat, dikatakan Djonny, tidak perlu khawatir karena selama 9 bulan terakhir, tidak terjadi klaster bioskop. Hal ini karena penerapan protokol kesehatan (Prokes) di bioskop sangat terkontrol. Termasuk kewajiban memakai masker, duduk berjarak, mematuhi pembatasan kapasitas, juga aturan keluar ruangan agar tidak terjadi kerumunan.
Skrining dengan aplikasi PeduliLindungi juga diberlakukan bagi mereka yang memasuki ruang bioskop. Penerapan Prokes dalam kehidupan masyarakat, termasuk di bioskop, memang harus terus digencarkan sebagai bagian dari perubahan perilaku dalam hidup berdampingan dengan Covid-19.
“Aturan pemerintah untuk prokes ini tidak untuk membatasi aktivitas, melainkan karena ingin kegiatan dapat berjalan dengan risiko penularan yang minimal,” tutur Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi.
Selain mempertahankan kepatuhan tersebut, menurut Sonny, edukasi perlindungan kesehatan juga dapat terus ditingkatkan. Misalnya sosialisasi skrining mandiri sebelum menuju ke bioskop, serta pemberian informasi tata cara menonton di bioskop yang aman.
“Juga dengan pengawasan pelaksanaan prokes dan ketersediaan alat/sarana/petunjuk prokes di lapangan juga perlu, untuk memudahkan masyarakat dalam menjalankan Prokes tersebut,” ujar Sonny.
Aktor/Wakil Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia PARFI 56 Ray Sahetapy berharap, industri perfilman harus segera bangkit, karena banyak pihak terlibat di dalamnya. Industri ini juga menjadi wahana ekspresi, pendidikan, dan pengembangan kualitas bagi banyak pelaku seni.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia Djonny Syafruddin menyambut baik langkah pemerintah dalam mendukung promosi film nasional. “Di daerah, film nasional sangat disukai masyarakat,” tandasnya.
(Baca juga:Pembukaan Bioskop di Jakarta, Ariza: Sabar, Sebentar Lagi)
Ia berharap, film-film nasional akan turut mendorong masyarakat untuk kembali menikmati film di bioskop, karena menurutnya, saat ini jumlah penonton baru sekitar 10% dari kapasitas bioskop.
Masyarakat, dikatakan Djonny, tidak perlu khawatir karena selama 9 bulan terakhir, tidak terjadi klaster bioskop. Hal ini karena penerapan protokol kesehatan (Prokes) di bioskop sangat terkontrol. Termasuk kewajiban memakai masker, duduk berjarak, mematuhi pembatasan kapasitas, juga aturan keluar ruangan agar tidak terjadi kerumunan.
Skrining dengan aplikasi PeduliLindungi juga diberlakukan bagi mereka yang memasuki ruang bioskop. Penerapan Prokes dalam kehidupan masyarakat, termasuk di bioskop, memang harus terus digencarkan sebagai bagian dari perubahan perilaku dalam hidup berdampingan dengan Covid-19.
“Aturan pemerintah untuk prokes ini tidak untuk membatasi aktivitas, melainkan karena ingin kegiatan dapat berjalan dengan risiko penularan yang minimal,” tutur Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi.
Selain mempertahankan kepatuhan tersebut, menurut Sonny, edukasi perlindungan kesehatan juga dapat terus ditingkatkan. Misalnya sosialisasi skrining mandiri sebelum menuju ke bioskop, serta pemberian informasi tata cara menonton di bioskop yang aman.
“Juga dengan pengawasan pelaksanaan prokes dan ketersediaan alat/sarana/petunjuk prokes di lapangan juga perlu, untuk memudahkan masyarakat dalam menjalankan Prokes tersebut,” ujar Sonny.
Aktor/Wakil Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia PARFI 56 Ray Sahetapy berharap, industri perfilman harus segera bangkit, karena banyak pihak terlibat di dalamnya. Industri ini juga menjadi wahana ekspresi, pendidikan, dan pengembangan kualitas bagi banyak pelaku seni.
tulis komentar anda